Surabaya, (pawartajatim.com) – United Nations International Children’s Emergency Fund/UNICEF menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk menurunkan angka stunting di Jawa Timur/Jatim. Kerja sama yang dilakukan untuk kali ketiga di tahun 2023 ini ditandai dengan acara Bersama Mencegah Stunting dengan menghadirkan beberapa pembicara tingkat Nasional dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan praktisi.

Berdasarkan data yang dirilis Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), Target dan Capaian Prevalensi Stunting di Jatim dari 2019 hingga 2021 terus menurun. Meski belum sampai mendekati target tahunan, tercatat menurun dari 26,86 persen pada 2019 menjadi 25,64 persen pada 2020.

Kemudian, menjadi 23,5 persen pada 2021. Pada 2022 menjadi 19,2 persen, angka ini di bawah 20 persen yang menjadi standar World Health Organization (WHO). Namun, standar WHO kini diubah menjadi di bawah 10 persen.

Stunting menjadi musuh bersama dan harus ditangani secara bersama-sama karena jika mengandalkan bidang kesehatan hanya berperan 3 persen, sisanya 70 persen harus dilakukan semua sektor terkait.

Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, MEng, menyampaikan, rasa terima kasihnya karena Unusa dipercaya UNICEF untuk membuat beberapa program dalam menurunkan angka stunting di Jawa Timur.

Dasar dipilihnya Unusa oleh UNICEF, bisa jadi karena Unusa yang selalu konsen di bidang kesehatan, khususnya Unusa memiliki Program Studi (Prodi) S1 Gizi dan Prodi Kebidanan yang berpredikat Akreditasi Unggul.

Terkait dengan Prodi S1 Gizi Unusa sendiri, tahun 2022 meraih akreditasi unggul, sehingga mencatatkannya menjadi Ke-2 PTN/PTS dan Pertama PTS se-Indonesia. Hasil akreditasi ini adalah salah satu bukti kompetensi yang ada di Prodi Gizi.

‘’Untuk program-program penurunan stunting, Unusa akan selalu berperan aktif dalam hal tersebut,” Jelas Jazidie, Jum’at (26/5). Direktur Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek RI, Prof Dr Ir M. Faiz Syuaib, MAgr, memberikan apresiasinya kepada Unusa karena telah berperan dalam menurunkan angka stunting di Jawa Timur/Jatim, terutama dalam merealisasikan program-program UNICEF.

Kegiatan Unusa ini, lanjut Faiz, perlu ditiru kampus-kampus lokal (daerah) lainnya. Sehingga, konsep riset dapat dihilirisasi dan dapat dikerjasamakan dengan pihak-pihak terkait maupun perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Kementerian memiliki program yang dapat membantu hilirisasinya, melalui Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat), salah satunya fokus penanganan stunting.

“Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan hasil kolaborasi dalam pelaksanaan Tri Dharma antara insan akademik dari perguruan tinggi pelaksana dan perguruan tinggi pendamping.

Thema utama yang diusung untuk implementasi Kosabangsa 2022 adalah kemandirian ekonomi, ketahanan pangan, dan kemandirian kesehatan,” ungkap Faiz, yang disampaikan dalam Webinar dan Talkshow Gizi dalam upaya mengatasi stunting di Jatim yang digelar secara Hybrid di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.

Faiz menambahkan, selain berfokus pada capaian pengabdian kepada masyarakat yang lebih baik, Kosabangsa juga menggagas kegiatan mentoring dari perguruan tinggi pendamping yang merupakan perguruan tinggi dengan akreditasi unggul dan atau memiliki pengalaman dan keahlian dibidang pengabdian kepada masyarakat terhadap perguruan tinggi pelaksana.

Sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat.

Produk riset, inovasi, dan teknologi tidak akan banyak bermanfaat apabila hanya disimpan di kampus untuk meningkatkan reputasi kampus semata melalui ukuran jumlah publikasi dan inovasi yang dihasilkan.

‘’Tapi yang jauh lebih penting adalah seberapa banyak manfaat yang dapat diterima masyarakat dari hasil inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut,” pungkasnya. (red)