Dian Siswarini : Peluang Bisnis 2022

Jakarta, (pawartajatim.com) – Ada sejumlah peluang positif di industri telekomunikasi Indonesia tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Yakni, pemulihan ekonomi diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan diprediksi akan meredanya Covid-19 pada tahun 2022, yang berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi.

Kedua, cara kerja digital, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan permintaan jangka panjang struktural untuk data. ‘’Selanjutnya, adalah potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida,’’ kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, di Jakarta Selasa (10/5).

Kemudian juga terkait keberadaan Omnibus Law, kata dia, dimana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk 5G serta manfaat lainnya. ‘’Kami melihat peluang pengembangan Layanan Konvergensi yang sangat luas di masa mendatang,’’ ujarnya.

Disatu sisi, layanan ini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyak kemudahan dan manfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan.

Disisi lain, secara bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkat churn serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan akuisisi Linknet, hal ini akan sangat mendukung pengembangan bisnis konvergensi ke depannya.

Fokus Pelanggan & Digitalisasi

Pada bagian lain, PDian menjelaskan, performa keuangan PT berhasil tumbuh di kuartal pertama 2022, meskipun menghadapi kompetisi ketat serta kondisi ekonomi nasional yang belum pulih sepenuhnya sebagai dampak pandemic Covid-19. Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), dengan kontribusi layanan data yang semakin solid.

Pada periode ini, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 139 miliar. Pencapaian tersebut antara lain sebagai hasil dari upaya meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dan digitalisasi yang didukung oleh peningkatan kualitas jaringan secara berkelanjutan.

“Peningkatan customer experience kini menjadi salah satu fokus utama kami dalam meningkatkan kinerja perusahaan,’’ papar Dian. Strategi ini dipandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespon persaingan tarif layanan.

Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata tetap terus tumbuh secara YoY, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96 persen.

Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan. Hingga akhir Maret 2022, total jumlah BTS 2G dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133.000 unit dari sebelumnya 94.000 diakhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83.000.

Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten. Dan selaras dengan program pemerintah untuk melakukan penutupan BTS 3G, maka perseroan juga berhasil melakukan penutupan BTS 3G lebih cepat dibandingkan operator lainnya, dimana di akhir Maret 2021 jumlah BTS 3G sebanyak 52.000 hanya tersisa sebanyak 4.566 BTS di Maret 2022 ini dan diharapkan bisa dituntaskan semuanya di kuartal kedua 2022.

Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata tersebut searah dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh pelanggan. Selama periode 3 bulan pertama di 2022, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34 persen YoY dari 1.391 Petabyte menjadi 1.857 Petabyte.

Hal ini selaras dengan meningkatnya pengalaman pelanggan yang lebih baik, karena adanya peningkatan User Throughput dan perbaikan Latency selama kuartal pertama tahun ini.

Akses internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitu “myXL” dan “Axisnet”. Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga sarana customer service kepada pelanggan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan pengguna aktif bulanan sejak awal pandemi.

Dengan demikian, peningkatan investasi yang telah XL Axiata implementasikan telah terbukti sangat mendukung peningkatan performa bisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk.

Kuartal pertama 2022 ini, pendapatan layanan data tercatat sebesar Rp 5,91 triliun, naik 10 persen YoY. Sementara itu, EBITDA kuartal pertama 2022 meningkat sebesar 2 persen (YoY) menjadi Rp 3,17 triliun, dengan margin 47 persen.

Sepanjang triwulan pertama 2022 ini, beban biaya operasional meningkat 14 persen (YoY) menjadi Rp 3,57 triliun dari Rp 3,13 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban Biaya Regulasi serta biaya penjualan dan pemasaran.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, capitalized capex menurun 35 persen YoY menjadi Rp 1,23 triliun. Penurunan ini disebabkan karena  faktor jadwal pelaksanaan pembelanjaan modal meskipun jumlah belanja modal secara tahunan masih akan tetap sama. Rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun. (bw)