Peduli Pelestarian Sastra, Banyuwangi jadi Tuan Rumah Jambore Sastra Asia Tenggara

Peluncuran buku sastra dalam Jambore Sastra Asia Tenggara di Banyuwangi, Sabtu (25/10/2024) malam. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)
Peluncuran buku sastra dalam Jambore Sastra Asia Tenggara di Banyuwangi, Sabtu (25/10/2024) malam. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi(pawartajatim.com) – Pemkab Banyuwangi tak hanya peduli pelayanan publik. Bidang kesenian ikut mendapatkan prioritas. Salah satunya, menjadi tuan rumah Jambore Sastra Asia Tenggara. Kegiatan ini diikuti ratusan penyair dan penulis dari Indonesia dan sejumlah negara.

Salah satu agenda jambore ini adalah meluncurkan antologi puisi berisi karya 200 penyair yang hadir di Jambore Sastra tersebut.  Hadir dalam kegiatan ini sejumlah penyair papan atas. Seperti,

Zawawi Imron yang dikenal sebagai “Si Celurit Emas”,  Wayan Jengki Sunarta yang dikenal dengan sejumlah karyanya yang dihormati. Salah satunya berjudul “Jumantara”,  peraih Anugerah Buku Puisi Terbaik tahun 2021.

Dari Malaysia salah satunya hadir Sastrawan Mohamad Saleeh Rahamad, seorang profesor di Universiti Malaya. Ia juga  Presiden Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA) sejak 2010. Dari Singapura hadir Rohani Din, penulis produktif yang telah menghasilkan banyak karya prosa dan puisi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Novel “Diari Bonda” yang hadir dalam empat sekuel.

Beragam kegiatan kesastraan mewarnai Jambore Sastra mulai 24-26 Oktober tersebut. Di antaranya, Penyair Goes to School untuk mengenalkan berbagai aktivitas dan karya sastra kepada pelajar pada Jumat (25/10/2024) dan Seminar Sastra pada Sabtu (26/10/2024).

“Kami berterima kasih atas kehadiran para sastrawan dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara yang telah hadir di kegiatan Jambore Sastra Asia Tenggara di Banyuwangi. Kehadiran semua sastrawan di Banyuwangi sangat berarti bagi pengembangan  sastra lokal juga pengenalan budaya daerah ke kancah yang lebih luas,” kata Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah, Sabtu (26/10/2024).

Kegiatan Jambore sastra diawali dengan pembukaan dan gala dinner yang dihadiri 200 penyair dan penulis di Pendopo Sabha Swagata, Kamis (24/10/2024) malam. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Malayssia dan Singapura.

“Jambore Sastra ini bukan hanya sekedar pertemuan pecinta sastra, tapi wadah untuk merayakan keragaman budaya dan kekayaan bahasa di Asia Tenggara. Juga untuk berbagi rasa, pengalaman dan kebijaksanaan,”  kata Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi Guntur Priambodo saat membuka acara.

Pemkab Banyuwangi rutin menggelar festival sastra sebagai upaya untuk menghidupkan kecintaan pada sastra di kalangan pelajar dan warga. Seperti  Festival Sastra tahun 2024 yang menampilkan dan mengkompetisikan sastra tidak hanya berbahasa Indonesia. Namun, sastra berhahasa Using, Jawa, dan Bahasa Inggris.

“Festival sastra kita gelar bukan hanya perayaan karya sastra, tapi juga momen penting merenungkan kembali bagaimana sastra berperan dalam merevitalisasi bahasa daerah,” jelasnya.

Salah sastrawan asal Malaysia, dari Malaysia salah satunya hadir Sastrawan Mohamad Saleeh Rahamad menjelaskan jika hadir di Banyuwangi menjadi salah satu kebanggan dan momen yang dinantikan.

“Bertemu dengan para penyair antar negara untuk berbagi pengalaman yang berharga,” kata Mohamad Saleh Rahamaad. Ia juga berkesempatan membacakan puisinya dalam buku antologi Puisi “Ijen Purba” dengan judul “Lelaki-Lelaki Perkasa Banyuwangi”.

Acara pembukaan dirangkai dengan peluncuran buku Antologi Puisi Jambore Sastra Asia Tenggara “Ijen Purba: Tanah, Air dan Batu”.

“Buku antologi puisi tersebut tersebut sendiri berisi karya 200 penyair yang hadir di Banyuwangi pada Jambore ini,” Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri. (udi)