Jakarta, (pawartajatim.com) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan bangga mengumumkan pencapaian terbaru, yaitu jumlah investor pasar modal di Indonesia yang telah melampaui 14 juta Single Investor Identification (SID) per Kamis (3/10), tepatnya sebanyak 14.001.651 SID. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 1.833.590 SID baru dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebanyak 12.168.061 SID.
Pencapaian ini merupakan hasil dari sinergi yang kuat antara BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya. Keberhasilan ini juga didukung oleh strategi inovasi digitalisasi dan edukasi yang efektif dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat, yang secara konsisten dilakukan oleh BEI.
Direktur Utama/Dirut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menegaskan bahwa industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan ini harus terus disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat,” kata Iman, dalam siaran pers terlulis BEI Senin (14/10).
Dia menambahkan, peningkatan jumlah investor yang diiringi dengan meningkatnya literasi keuangan diharapkan dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk pergerakan aliran dana dari investor asing.
Sejak awal tahun hingga akhir September 2024, BEI telah menggelar 19.779 kegiatan edukasi yang melibatkan lebih dari 24 juta peserta. Program-program ini mencakup Sekolah Pasar Modal (SPM), Duta Pasar Modal (DPM), serta berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang investasi.
Salah satu kampanye yang sukses menarik perhatian adalah gerakan #AkuInvestorSaham, yang secara efektif menggaet minat generasi muda. Saat ini, sekitar 79% dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan partisipasi yang tinggi dari kalangan muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi keuangan, BEI terus mengembangkan infrastruktur digital. Platform IDX Mobile, yang saat ini telah digunakan oleh 193.968 pengguna, menjadi salah satu pilar utama dalam edukasi digital, memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi pasar modal secara mudah dan akurat.
Pengembangan digital ini merupakan bagian dari strategi BEI dalam mengatasi tantangan akses terhadap literasi pasar modal di Indonesia. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa meskipun jumlah investor pasar modal saat ini telah mencapai angka yang signifikan, namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, angka ini masih relatif kecil.
“Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, semakin banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan akses bagi masyarakat untuk bertransaksi saham, sehingga masyarakat Indonesia semakin mudah menjadi investor di pasar modal,” jelas Jeffrey.
Selain pengembangan digital, sinergi antara BEI dan berbagai pemangku kepentingan juga memainkan peran penting dalam strategi pengembangan pasar modal. Salah satu pilar utama dari inisiatif ini adalah Galeri Investasi (GI) BEI, yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Saat ini, BEI memiliki 927 GI yang berperan penting dalam mendekatkan masyarakat dengan edukasi pasar modal.
“Galeri Investasi BEI tidak hanya berfungsi sebagai jembatan antara dunia akademis dan pasar modal, tetapi juga memainkan peran sentral dalam meningkatkan pemahaman masyarakat umum tentang investasi,” tambah Jeffrey.
Dengan berbagai program edukasi seperti SPM yang dilaksanakan di seluruh Kantor Perwakilan BEI, diharapkan inklusivitas pasar modal Indonesia akan semakin meningkat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Melalui inisiatif dan inovasi yang terus dilakukan, BEI optimistis bahwa jumlah investor saham di Indonesia akan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan pasar modal di kalangan masyarakat luas. (ony)