Surabaya, (pawartajatim.com) – Pasangan suami istri (pasutri) di Surabaya, Jawa Timur, memiliki hobi unik, yakni mengoleksi lebih dari 300 piring dari 30 negara di dunia yang dikunjunginya sebagai cenderamata. Beberapa di antaranya adalah koleksi piring dengan campuran emas.
Semua koleksi piringnya pun kini dipajang dengan rapi dan bersih di rak dinding ruang keluarga. Bagi sebagian orang, mengunjungi berbagai negara dengan budaya yang berbeda, biasanya diabadikan melalui video maupun foto untuk dikenang.
Namun, berbeda dengan yang dilakukan Liliana Inggrit Wijaya bersama suaminya, Daniel Gunawan. Liliana mengaku, sejak menikah di tahun 1989, ia bersama suaminya secara konsisten mengumpulkan piring dari berbagai negara yang dikunjungi sebagai cenderamata.
Piring-piring ini, kini terpajang rapi di rak yang ada di sepanjang dinding ruang keluarga. Bahkan, koleksi piring dengan campuran emas, dipajang di dalam almari jam hias. Bagi Liliana, piring-piring dengan keunikan yang berbeda di tiap negara tersebut, mampu membuatnya mengingat memori perjalanan bersama suaminya.
“Setiap piring ini memberikan kenangan yang berbeda. Misal, koleksi pertama di Norway yang sempat pecah kami cari lagi ke Norway di kunjungan lain tidak pernah ketemu yang sama. Jadinya, yang pecah kami cetak lagi, meskipun biaya cetak jadi seperti plakat lebih mahal,” kata Liliana, yang juga Dosen Prodi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) saat ditemui di rumahnya di kawasan Tenggilis Timur Surabaya, Senin (24/7/2023).
Koleksi piring yang dikumpulkan ini, kini menjadi koleksi wajib setiap kali travelling. Bahkan, pasutri ini mengaku rela tidak membeli apapun dan hanya membeli piring. Biasanya, jika tidak menemukan piring yang terkenal di suatu negara, pasutri ini mencarinya di kota-kota atau tempat wisata yang daerahnya lebih pelosok.
“Ketika berkunjung ke kota atau tempat wisata, kami biasanya membeli piring-piring dengan simbol atau ikon khas kota tersebut,” terang Liliana, yang sebelumnya memiliki hobi mengoleksi gantungan kunci sejak SMA itu.
Daniel Gunawan, mengaku untuk mencari piring unik ini, biasanya mereka pesan khusus ke tour guide untuk nantinya dibawa ke tempat jual souvenir. Selain kesulitan mencari waktu yang tepat dalam mencari koleksi piring, pasutri ini kadang harus merelakan waktu kunjungan ke tempat wisata lain.
“Sebab, biasanya jam kunjungan dengan jam buka toko berbeda,” jelas Daniel. Mereka berharap bisa menjelajah ke negara lain yang belum dikunjungi untuk menambah koleksi piring uniknya. Setiap tahunnya, pasutri ini menargetkan untuk travelling ke dua negara berbeda.
Selain koleksi piring dari lima benua, cenderamata lain yang unik juga turut dipajang di sepanjang dinding ruang keluarga. Bahkan, sebagian masih tertumpuk di lantai dua rumahnya. (red)











