Surabaya, (pawartajatim.com) – Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin, mendukung adanya Laboratorium Anti Doping pertama di Indonesia yang ada di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ma’ruf Amin mengakui Unesa memiliki gedung untuk menunjang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sekaligus mempersiapkan atlet yang memiliki talenta.

Peresmian tiga gedung baru di Unesa ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, usai menghadiri pengukuhan putrinya sebagai Guru Besar Unesa, Prof Dr Siti Nur Azizah SH, dalam bidang Ilmu Hukum Bisnis Halal pada Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa, Kamis (16/3).

Tiga gedung baru Unesa yang diresmikan ini, yakni Laboratorium Anti Doping, Fakultas Kedokteran Olahraga, dan Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensi Nasional (SLOMPN). Ma’ruf Amin, mengatakan, adanya gedung baru ini dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, terutama di bidang olahraga.

Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON harus disiapkan lembaganya untuk bisa menyiapkan para atlet yang memiliki talenta. Unesa dijadikan salah satu tempat untuk melakukan pembinaan, pelatihan, dan sport sains center di Indonesia. Sehingga, diharapkan beberapa program yang sudah dilakukan, serta apa yang diinginkan bisa tercapai dalam waktu tidak lama.

Potensi kita besar, tapi banyak yang harus dibenahi. Maka, Unesa dijadikan salah satu tempat untuk pembinaan, pelatihan dan sport sains center di Indonesia. Adanya DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) dan sport sains center khususnya di Surabaya, bisa segera mewujudkan cita-cita Indonesia dalam pengembangan atlet.

‘’Harapannya, beberapa program yang sudah dilakukan, apa yang kita inginkan bisa tercapai dalam waktu tidak lama,” kata Ma’ruf Amien. Rektor Unesa, Prof Dr Nurhasan, mengatakan pihaknya ditunjuk Kementerian Olahraga untuk menjadi salah satu sentra latihan olahragawan muda potensi nasional.

Sehingga, atlet-atlet mulai SMP dibina di sekolah Labschool Unesa. Nanti disiapkan dan didesain untuk menjadi atlet-atlet internasional pada Olimpiade 2023. Gedung Laboratorium Anti Doping yang dibangun sejak 2021 dan selesai pada 2022 ini, terinspirasi dari World Anti-Doping Agency (WADA) di Jepang.

Nurhasan mengungkapkan, jika nantinya gedung tersebut akan digunakan sebagai tempat edukasi dan literasi oleh elite atlet di Indonesia agar tidak terjadi persoalan doping. Karena doping dianggap ilegal dan dilarang organisasi dunia.

“Karena doping itu dianggap ilegal dan dilarang oleh organisasi dunia. Kita pernah ada persoalan doping. Bahkan, sampai kita dapat medali emas Bendera Merah Putih tidak boleh berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh dinyanyikan,” jelasnya.

Unesa sebagai perguruan tinggi bekerja sama dengan pemerintah, agar persoalan doping untuk elite atlet Indonesia tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Tidak hanya persoalan doping, laboratorium ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pusat pembinaan dan penanganan atlet.

Seperti diketahui, Laboratorium Anti Doping Unesa ini merupakan satu-satunya laboratorium yang ada di Indonesia. (red)