Surabaya, (pawartajatim.com) – Bisnis pasar online atau marketplace hingga kini masih menjadi pilihan utama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya. Terbukti, selain bisa menjual berbagai macam produk yang ditawarkan, juga mampu membantu warga sekitar serta meningkatkan UMKM.
Hal itu juga dialami Pemilik Domscorner Surabaya, Noviana Simbar, yang merintis produk fesyen lokal miliknya dengan memanfaatkan jaringan marketplace. Noviana menceritakan, produk fesyen yang dirintisnya itu berawal sejak menjadi reseller dengan membeli produk-produk baju di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat 2016 lalu.
Tanah Abang sendiri terkenal sebagai pusat perbelanjaan serta pusat grosir tekstil dan produk tekstil. Setelah bertahun-tahun menjadi reseller, dia merasa punya pangsa pasar sendiri, kemudian berminat membuka usaha konveksi sendiri sekitar akhir 2020.
‘’Tapi, saat awal membuka usaha langsung terdampak pandemi Covid-19. Karena, waktu itu ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM, jadi semua pesanan terputus. Tidak ada barang, penjahit tutup, dan tidak bisa memenuhi permintaan konsumen,” kata Noviana di Surabaya, Sabtu (9/12/2023).
Ia mengakui, tidak memiliki basic maupun pengalaman sebagai seorang desain fesyen. Namun, karena ketekunannya untuk bertukar ilmu dan pikiran dengan teman-temannya yang lebih mengetahui dunia fesyen, Novi pun akhirnya bisa mendapatkan pengetahuan seputar fesyen desain.

Bahkan, Novi sempat mencari seorang penjahit serta membeli mesin jahit bekas untuk menunjang usahanya tersebut. Awalnya saya buka usaha bareng seorang teman. Mulai jualan dengan modal awal masing-masing Rp 500.000 dengan teman sama, kemudian menyiapkan dua model baju.
‘’Tapi saat itu tidak laku terjual. Kemudian, saya fokus buka usaha sendiri dan di pasarkan lewat story di media sosial (medsos) IG dan tiktok. Karena banyak teman yang suka dan perlahan usaha saya mulai berkembang,” ungkap Ibu dua anak ini.
Dengan jumlah karyawan yang sebagian besar berasal dari warga sekitar yang saat ini mencapai 70 orang meliputi penjahit, quality control, bagian operasional, admin, hingga medsos, Domscorner kini bisa memenuhi permintaan pesanan 150-200 pieces baju per hari.
Namun, usaha konveksi yang dirintisnya bisa memenuhi pesanan hingga 1.000 pieces per hari, terutama saat Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional). Bahkan, kini ada tiga lokasi yang bisa digunakan untuk aktivitas para karyawan.
‘’Satu lokasi rumah di kawasan Pakal Surabaya digunakan untuk admin dan pembuatan live konten di medsos. Lokasi kedua digunakan sebagai gudang untuk pengiriman barang, dan lokasi ketiga di Gresik untuk konveksi atau aktivitas menjahit,” jelas ibu muda kelahiran Tolitoli, Sulawesi Tengah, 7 November 1993 itu.
Novi menjelaskan, permintaaan tinggi itu biasanya menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru Imlek. Karena baju yang dipesan kebanyakan tematik. Bahkan, sampai harus mencari penjahit tambahan yang khusus membantu menyelesaikan pesanan baju.
‘’Mulai dari tukang pola, tukang potong kain, jahit sampel, pasang kancing, hingga bagian finishing. Harga baju yang dijual melalui marketplace dan online shop ini mulai Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per set, bergantung ukuran dan kerumitan jahitan,” pungkas Novi. (red)











