Surabaya, (pawartajatim.com) – Antusiasme yang besar terhadap minyak bersubsidi ini terlihat saat sidak. Bahkan, Menko Perekonomian, Airlangga dan Wagub Emil pun bertukar pikiran dengan beberapa pelaku UMKM dan Alumni Kartu Prakerja.

Disela-sela mendampingi Menko Airlangga, kunjungan ke Jawa Timur/Jatim, Kamis (13/1), Emil Dardak panggilan akrab Wagub Jatim itu mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemprov Jatim untuk memastikan bahwa harga-harga sudah terkendali.

Diantaranya harga komoditas minyak, beras, telur, cabai, dan bawang yang kini disokong oleh pemerintah. Terkait harga minyak, Emil menjelaskan, mengikuti harga pasaran minyak yang kini berada di angka Rp 14.000, namun Pemprov Jatim memberi subsidi sebesar Rp 2.000. Sehingga, per liter minyak dibanderol dengan harga Rp 12.000/kantong.

“Sekarang pemerintah sedang berusaha menekan harga minyak di angka Rp. 14.000. Pemprov Jatim sudah melakukan berbagai langkah untuk menaikkan daya beli minyak masyarakat. Salah satunya dengan subsidi,” ungkap Emil.

Untuk subsidi ini, Emil menjelaskan, pembeli diharuskan menunjukkan KTP. Masing-masing pembeli pun mendapat jatah maksimal pembelian dua kantong minyak, atau 2 liter. Mantan Bupati Trenggalek itu juga memaparkan, koordinasi guna memastikan kestabilan harga sembako ini dilakukan dengan sinergi bersama kementerian perdagangan dan kementerian pertanian.

Pasalnya, naik turunnya harga juga secara langsung menyangkut produksi komoditas dari petani. “Koordinasi ini dilakukan dengan kementerian perdagangan, kementerian pertanian terkait produksi yang dihasilkan oleh petani dan tentu saja harga yang berkembang di pasar-pasar,” sebutnya.

Emil mengatakan, Jatim akan mengupayakan agar produksi gula lokal dapat menjadi salah satu solusi dalam menjaga kestabilan harga gula di Bumi Majapahit. “Untuk gula nanti akan kamu pantau lebih lanjut produksinya. Karena Jatim ini adalah salah satu daerah produsen gula, baik itu dari pabrik maupun kombinasi yang lain,” sebutnya.

Emil memastikan bahwa Pemprov Jatim akan sebaik mungkin berupaya memberikan pembinaan dan pelatihan lanjutan bagi para pelaku usaha. Ini sebagai kontribusi Jatim dalam pemulihan ekonomi. Baik bagi Jawa Timur sendiri, juga untuk Indonesia.

“Ini untuk percepatan pemulihan ekonomi. Kami dari pemprov akan membina dan memberikan pelatihan lanjutan untuk memastikan bahwa semua _output_ terlaksana dengan baik,” tutupnya. Kepada Menko Airlangga dan Emil, seorang pedagang daging ayam mengatakan bahwa pembinaan digitalisasi sistem yang diberikan oleh Pemprov Jatim sangat membantu di masa pandemi ini.

Salah satunya dengan penerapan QR code sebagai metode pembayaran. Ia mengungkapkan, pembeli dan penjual tak perlu repot-repot mengeluarkan uang dan kembalian yang dapat menjadi media penularan Covid-19. Pembayaran dapat dilakukan secara _cashless_ .

“Sekarang meski di keadaan pandemi, saya bisa jual daging ayam potong hingga 200 kg per hari saat ramai. 2 kwintal. Kalau sepi, setidaknya sekirar 150 kg,” katanya. Tak berhenti disitu, seorang pemilik toko kelontong juga menyatakan rasa syukurnya. Di masa pandemi ini, ia mampu meraup pendapatan sebesar 70-80 persen berkat sinergi penjualan online dan offline.

“Saya punya toko kelontong ini. Meskipun sempat hampir putus ada, rupanya usaha masih bisa berlangsung di masa pandemi. Sah satunya dengan mendistribusukan via online. Saya bisa bertahan di masa pandemi dengan 70-80 persen pendapatan,” ucapnya.

Di akhir kunjungannya, Airlangga Hartarto berharap agar kestabilan harga di Jatim dapat senantiasa terjaga. Ia pun mengapresiasi kiat-kiat yang sudah dilakukan oleh Pemprov Jatim dalam menjaga daya beli masyarakat.

“Kami mengecek harga di pasar dalam rangka kebijakan pemerintah yang berusaha menekan harga minyak ke Rp 14.000. Untuk menstabilkan harga ini kami lakukan dengan operasi pasar. Mudah-mudahan minggu depan semua stabil seluruhnya, minyak yang diharga Rp 14.000 dan gula Rp 11.000,” sebutnya. (bw)