Jakarta, (pawartajatim.com) – Pemulihan ekonomi, khususnya sektor pariwisata di Indonesia akibat pandemi covid 19 perlu penanganan serius yang melibatkan semua pihak pemangku kepentingan. Untuk merespon hal tersebut, hadir organisasi baru, yaitu Associates of Hospitality Leaders Indonesia/AHLI yang mengusung sinergisitas pimpinan empat pilar sebagai komponen utama organisasi.

Yaitu, akomodasi (usaha perhotelan), amenitas (makanan & minuman), konektivitas/aksesabilitas (usaha perjalanan wisata), SDM (lembaga pendidikan tinggi pariwisata).

‘’Selama ini pemangku kepentingan berjalan sendiri-sendiri, di AHLI semua disenergikan,” kata Ketua Umum DPP AHLI, I Ketut Swabawa, di Hotel Grand Mercure Jakarta Senin (27/9).

Dengan mengusung nilai sinergisitas, kolaborasi, dan expertise ini, AHLI memiliki tujuan mencapai pembangunan pariwisata di Indonesia, meningkatkan kerjasama strategis para pelaku pariwisata, mendukung program pemerintah, meningkatkan kerjasama dengan pelaku tourism luar negeri dan sebagainya.

“Kami juga menggandeng sektor ekonomi kreatif, untuk mempercepat pemulihan ekonomi di new normal,” jelas pria asal Bali ini. Usai dideklarasikan, organisasi ini telah terbentuk 18 DPD AHLI se- Indonesia.

Sisanya akan diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karena itu, Senin (27/9), DPP AHLI melantik dan mensahkan ke-18 DPD se-Indonesia. Diantaranya, Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta,  Jawa Timur/Jatim, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Pada pelantikan tersebut, tampak hadir Ketua DPD AHLI Jatim yang dipimpin duet Rahmad Ramadhan dan Triandy. Kehadiran AHLI dipentas pariwisata, diharapkan mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan kapasitas Indonesia di pentas dunia.

Komitmen untuk bermitra strategis, sistematis, masif, dan terstruktur ini juga disampaikan I Ketut Swabawa. “Kedepan, AHLI akan melibatkan 13 sektor usaha pariwisata sesuai amanat UU 10/2009,” tambah I Ketut Swabawa. (nn)