Surabaya, (pawartajatim.com) – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Pusat Unggulan Iptek, Disability Innovation Center (PUI-DIC) menggelar Simposium Internasional Pendidikan Inklusi di Auditorium, lantai 11, Rektorat Unesa, Kampus II Lidah Wetan Surabaya, Sabtu (18/1/2025).

Simposium ini membahas dan memperkuat riset, produk, dan inovasi di bidang disabilitas yang dikembangkan, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusi di berbagai negara melalui SEAMEO SEN. Selain itu, hasil forum ini bisa menjadi rekomendasi untuk memperkuat kebijakan pendidikan inklusi.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendasmen) Baharudin mengapresiasi kegiatan ini yang membahas upaya strategis untuk memastikan anak-anak disabilitas bisa mandiri dalam kehidupan yang berkelanjutan.

“Penyelenggaraan pendidikan khusus dan inklusi tidak cukup hanya dikerjakan pemerintah, tetapi juga perlu kolaborasi dan keterlibatan semua pihak, pemerintah pusat dan daerah hingga kabupaten dan kota, perguruan tinggi, dan mitra termasuk SEAMEO SEN,” katanya.

Deputy Director of SEAMEO SEN Mohd Azlis Sani bin Md Jalil mengatakan, SEAMEO SEN tertarik dengan riset dan inovasi yang dihasilkan Unesa. Pihaknya mendukung agar produk dan inovasi yang dihasilkan bisa dikembangkan dan didesiminasikan ke 11 negara yang menjadi bagian dari SEAMEO SEN.

“Unesa punya inovasi salah satunya Big Book yang berbahasa Indonesia tinggal di-translate atau diadaptasi ke bahasa negara lain yang membutuhkan. Begitu juga dengan teknologi asistif yang dihasilkan Unesa hanya perlu diadaptasi,” ungkapnya.

SEAMEO SEN mendukung dan memfasilitasi agar inovasi tersebut juga bisa dikembangkan dan diterapkan di negara lain yang membutuhkan. “Kami bantu dan fasilitasi atau menjembatani pengenalan inovasi termasuk kolaborasi di bidang disabilitas,” terangnya.

Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center Unesa Bambang Sigit Widodo mengatakan, simposium ini merupakan bentuk kolaborasi strategis untuk memperkuat implementasi dan inovasi pendidikan inklusi tidak hanya di Indonesia melalui Unesa, maupun Malaysia melalui UTeM, namun juga di negara lain.

Ketua DIC Unesa Budiyanto menjelaskan berbagai inovasi Unesa pada bidang disabilitas. Pertama, kategori komunikasi, ada sejumlah inovasi yang dihasilkan, seperti Signalong Indonesia, aplikasi Eesyindo, Fun Big Book, Sidra Mobile App, Kopi (Komunitas Pintar), dan DRRE atau Disaster Risk Reduction Education.

Kedua, kategori layanan, inovasi yang dihasilkan meliputi Jobdis (aplikasi yang menjembatani angkatan kerja disabilitas dengan dunia kerja, dan industri), aplikasi Gusi (Guru Inklusi), In-Mhare atau Inclusive Mobile Health for Teacher, Andi atau alat ukur kecemasan mahasiswa disabilitas, dan lain-lain.

Ketiga, pada kategori teknologi asistif, Unesa juga memiliki banyak inovasi yaitu Skuter Lipat dan Kursi Roda Elektrik, Qur’anic Recitation Virtual Reality, Assistive Rompi Elektrik Kembang (AREK), Motor Listrik Disabilitas, dan lain-lain. (red)