Surabaya, (pawartajatim.com) – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) Surabaya akan menerjunkan 10 tim untuk melakukan evaluasi dan autopsi pada bangkai paus yang terdampar dan mati di bibir Pantai Kejawan Putih Tambah, Mulyorejo, Surabaya. Saat ini, tim masih melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab terdampar dan matinya paus tersebut.
“Rombongan dari Unair hari ini ada 4 orang. Besok ada 10 tim yang akan turun kembali untuk autopsi. Untuk penyebab masih dalam observasi di laboratorium. Besok akan dilakukan evaluasi pada bangkai untuk kedua kali,” kata Drh Bilqisthi Ari Putra, Dosen Divisi Patologi FKH Unair, Senin (15/5).
Bilqis, mengatakan, bangkai paus diketahui merupakan golongan brydes whale. Namun, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui secara pasti jenis paus tersebut. “Yang pasti golongan brydes whale, kemungkinan paus baleen. Namun, selanjutnya akan kita pastikan dari hasil autopsi,” jelasnya.
Ia menerangkan, baleen merupakan jenis paus yang tidak bergigi, dan biasa memakan makanan seperti plankton. Paus tersebut, lanjut Bilqis, memang tengah melakukan migrasi. “Dugaan awal masih belum ada, karena belum kita autopsi. Namun, yang jelas tidak ada tanda kekerasan. Lebih lanjutnya akan kita pastikan esok,” ungkap Bilqis.
Ia menambahkan, tim dari FKH Unair sendiri baru menerima informasi ditemukannya bangkai paus pada Minggu (14/5) malam. Besok, pihaknya akan kembali melakukan autopsi. Sebelumnya, seekor paus ditemukan warga terdampar dan mati di bibir pantai Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya pada Sabtu (13/5) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Dari informasi yang dihimpun, paus tersebut diperkirakan sudah meninggal kurang lebih satu pekan yang lalu. Saat ini, masih dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab terdampar dan matinya paus tersebut.
Tim dari FKH Unair sendiri diketahui ikut terlibat dalam evakuasi bangkai paus yang diduga berjenis baleen tersebut. Evakuasi dilakukan bersama BPSPL, PSDKP dan KUB lestari. “Kami membantu dalam hal pemeriksaan medik penyebab kematian dan penyebab terdampar pada paus tersebut,” pungkasnya. (red)