Ketua Persaudaraan Kepala Desa Indonesia/PKDI Duduksampeyan Gresik, Suryadi (no 2 dari kiri) bersama Forkopimcam sebelum pagelaran wayang kulit dimulai. (foto/dra)

Gresik, (pawartajatim.com) – Persaudaraan Kepala Desa Indonesia/PKDI dan Forkopimcam Duduksampeyan Gresik menggelar kesenian Wayang Kulit. Kegiatan budaya yang diiringi doa ini berpadu pada malam puncak Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) di Kecamatan setempat.

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Duduksampeyan kali ini ditutup dengan pagelaran seni wayang kulit ini, Jumat malam (22/8). Pagelaran wayang kulit yang digelar di halaman Kantor Koramil Duduksampeyan ini terselenggara berkat kolaborasi antara PKDI bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan/ Forkopimcam Duduksampeyan.

Acara ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ikhtiar agar masyarakat dijauhkan dari marabahaya. Tetapi juga ingin  tetap melestarikan warisan leluhur. Pagelaran wayang kulit dengan lakon Dewa Ruci ini menghadirkan dalang senior Ki Puguh Prasetyo.

Sebelum pentas dimulai, seluruh tamu undangan dan masyarakat yang turut hadir mengikuti doa bersama, memohon keselamatan bagi warga Duduksampeyan khususnya agar dijauhkan dari musibah.

Khususnya kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Nasional Duduksampeyan yang dikenal rawan insiden. Lokasi pagelaran wayang persis berada di utara jalan nasional tersebut. Doa bersama itu ditutup dengan prosesi pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur.

Turut hadir dalam acara tersebut Camat Duduksampeyan M. Dedy Hartadi, Kapolsek Duduksampeyan AKP Hendrawan, Danramil Duduksampeyan Kapten Inf Prayit Handoko, serta jajaran kepala desa yang tergabung dalam PKDI Kecamatan Duduksampeyan.

Camat Duduksampeyan, M. Dedy Hartadi, menyampaikan bahwa doa dan pagelaran budaya ini bukan hanya hiburan, melainkan juga bentuk ikhtiar bersama. “Tujuan pagelaran wayang kulit dan doa bersama ini sebagai ikhtiar kita supaya seluruh warga diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, dan dihindarkan dari segala musibah maupun bencana,” kata Camat Duduksampeyan.

Meskipun jalan nasional sudah halus dan lancar, tapi faktanya masih banyak kecelakaan. “Semoga ke depan tidak ada lagi kecelakaan di sepanjang jalan raya Duduksampeyan,” harapnya.

Sementara itu, Ketua PKDI Kecamatan Duduksampeyan, Suryadi, menegaskan kegiatan ini merupakan aspirasi dari seluruh kepala desa se-Kecamatan Duduksampeyan yang mendapatkan usulan langsung dari masyarakat.

Selain sebagai wujud nguri-nguri budaya Jawa, pagelaran wayang kulit ini juga dimaksudkan untuk memberikan hiburan bagi masyarakat. “Dengan acara ini, kita semua juga berdoa agar warga Duduksampeyan dijauhkan dari marabahaya dan khususnya kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di jalur Duduksampeyan,” jelas Kepala Desa/Kades Pandanan itu.

Pagelaran seni wayang kulit ini sekaligus menjadi puncak rangkaian Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Kecamatan Duduksampeyan. Sebelumnya telah digelar berbagai kegiatan meriah.

Diantaranya, gebyar tari yang diikuti 1.200 anak dan guru pada 12 Agustus lalu, malam renungan di pendopo kecamatan, upacara 17 Agustus, serta sholawatan dan doa bersama. Acara penutup ini tidak hanya memadukan seni dan budaya, tetapi juga menghadirkan nilai spiritual dan kebersamaan yang diharapkan membawa keberkahan bagi masyarakat Duduksampeyan dan sekitarnya. (dra)