Tulungagung, (pawartajatim.com) – Untuk mencapai prevalensi angka stunting di Kabupaten Tulungagung, Pemerintah Kabupaten Tulungagung menggandeng Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat.

Wakil Bupati Tulungagung, H. Garut Sunu Wibowo, menyampaikan, stunting di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2022 mengalami penurunan. “Hal ini berdasarkan data bulan timbang pada tahun 2021 prevalensi stunting sudah pada angka 4.52 persen dan kembali turun menjadi 4,25 persen pada tahun 2022,” kata Gatut, pada acara Rapat Koordinasi Pencegahan Stunting Terintegrasi dan Penandatangan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan PT dan Organisasi Masyarakat di Kabupaten Tulungagung di Ruang Rapat Prajamukti Kabupaten Tulungagung, Kamis (8/12).

Pada kegiatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Jatim menuturkan di lndonesia, angka prevalensi stunting masih cenderung tinggi, dan hal ini juga masih menjadi perhatian serius pula di Provinsi Jawa Timur/Jatim.

Berdasarkan data SSGI 2021 prevalensi stunting nasional yaitu 24,4 persen, sedangkan prevalensi stunting Jatim sebesar 23,5 persen, angka tersebut masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen.

‘’Kami sangat mengapresiasi bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung berdasarkan sumber data yang sama, yaitu SSGI 2021 tersebut telah mencapai 13,1 persen (kondisi hijau),’’ ujarnya. (bw)