Banyuwangi (pawartajatim.com)- Rencana kenaikan tarif penyeberangan kembali menuai reaksi. Para pengusaha truk yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) meminta kenaikan tiket diundur. Alasannya, sosialisasi kebijakan itu terlalu singkat.
Usulan penundaan tiket baru ini diungkapkan Ketua Aptrindo Banyuwangi, Slamet Barokah dalam sosialisasi penyesuaian tarif penyeberangan Ketapang – Gilimanuk dan Ketapang – Lombok yang digelar ASDP Ketapang, Sabtu (29/7/2023) siang. Tarif baru ini baru diketahui para sopir sekitar 3 hari terakhir. Padahal, kebijakan pemerintah ini harus disosialisasikan ke seluruh operator angkutan truk. “ Kami tidak mungkin menolak kebijakan penyesuaian tarif ini. Hanya saja, sosialisasinya cukup singkat. Kami berharap bisa diundur hingga 2 minggu ke depan,” kata Slamet Barokah.
Para sopir berharap kenaikan tarif baru bisa diikuti dengan peningkatan pelayanan. Salah satunya, keadilan dalam proses pemuatan. “ Sering kali, jika banyak truk tronton, truk besar dan truk sedang itu ditinggal. Padahal, sudah antre,” keluhnya.
Tak hanya keadilan pemuatan kendaraan. Para sopir berharap kenaikan tarif diikuti pembenahan berbagai hal dalam pelayaran. Diantaranya, para sopir yang ketiduran sering kehabisan jatah makan. Lalu, ada oknum yang memperjual belikan kasur selama pelayaran. Bahkan, colokan listrik di kapal sering mati. “ Kamijuga berharap, selama pelayaran, kamar istirahat sopir tidak dicampur dengan penumpang umum. Ini bagian dari pembenahan pelayanan,” kata Asosiasi Sopir Logistik Indonesia, Farid Hidayat.
Usulan penundaan tarif tiket ini dipastikan sulit dikabulkan. Sebab, kebijakan tersebut sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan, termasuk jajaran Direksi Indonesia Ferry ASDP. Namun, permintaan perbaikan layanan yang diminta para sopir dijamin akan dilakukan. “ Penyesuaian tarif ini sudah ditetapkan. Kami hanya melaksanakan. Namun, usulan para sopir akan kami laksanakan. Ini bagian peningkatan layanan,” kata General Manager PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang – Gilimanuk, Syamsudin.
Penyesuaian tarif penyeberangan ini diatur dalam Keputusan Menteri (KM) Pehubungan No.61 tahun 2023.Rata-rata, kenaikannya mencapai 5 persen. Selain lintasan Jawa-Bali, kenaikan tarif juga menyasar 29 lintasan lain di Indonesia.
Naiknya tarif penyeberangan ini salah satunya dipicu dampak kenaikan harga BBM. Lalu, melambungnya harga suku cadang kapal. Sejak naiknya BBM, biaya operasional dan perawatan kapal meroket 40-50 persen. Tarif baru ini akan diberlakukan mulai 3 Agustus, pukul 00.00 WIB. Dengan tarif baru, pejalan kaki yang akan menyeberang dari Jawa ke Bali atau sebaliknya akan dikenakan tiket Rp10.600. Sebelumnya, Rp9.650 per orang. Sedangkan kendaraan pribadi naik dari Rp 199.850 menjadi Rp 213.400. Kendaraan truk sedang dari Rp 392.000 menjadi Rp 420.400.
Selain pengusaha truk dan asosiasi sopir, sosialisasi penyesuaian tarif diikuti para pengusaha kapal yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap). Mereka menyambut baik kenaikan tarif penyeberangan ini. “ Penyesuaian tarif ini prosesnya sangat panjang. Intinya, kami siap berbenah dengan tarif baru ini,” kata Ketua Gapasdap Ketapang, Putu Gede Widiana. (udi)











