Terserang Demam Berdarah, Empat Warga Banyuwangi Meninggal

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (foto/dok)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (foto/dok)

Banyuwangi (pawartajatim.com) – Demam berdarah (DB) yang melanda Banyuwangi memakan korban. Sedikitnya empat warga Banyuwangi meninggal akibat serangan DB. Selain meninggal, sedikinta 220 warga terjangkit penyakit ini.

Warga yang meninggal akibat DB ini terjadi pada Maret dan Juni lalu. Penyebab mengganasnya DB ini akibat cuaca tak menentu. Meski masuk kemarau, masih saja turun hujan. Dampaknya, nyamuk Aedes Aegypti penyebab DB mengganas. “ Data dari Januari hingga Juni 2023, sebanyak 220 warga terserang DB. Empat diantaranya meninggal,” kata Plt.Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat, belum lama ini.

Kasus DB tertinggi di Banyuwangi berada di Kecamatan Kota Banyuwangi. Lalu, Kecamatan Kalipuro dan Rogojampi. Ketiganya masuk wilayah perkotaan. “Wilayah itu notabene perkotaan dan minim resapan air. Mengakibatkan genangan yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak,” jelasnya.

Kasus DB tahun ini mirip tahun sebelumnya. Bahkan, terbilang ekstrim.Tahun 2022, sebanyak 560 kasus. Dari jumlah ini 12 orang meninggal. Mengantisipasi lonjakan kasus, pihaknya mengajak pola hidup sehat untuk memberantas sarang nyamuk. Yaitu, gerakan 3 M, masing-masing menguras, mengubur dan membuang barang bekas yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Warga juga diimbau tidak mengandalkan fogging dalam mencegah DB. “ Nyamuk Aedes Aegypti akan cepat berkembang jika gerakan pemberantasan sarang nyamuk rendah. Jadi, gerakan 3M harus rutin,” tutupnya. (udi)