Surabaya, (pawartajatim.com) – Difabel siap siaga hadapi bencana. Letak Negara Indonesia yang terletak di garis patahan lempengan. bumi tidak hanya menyebabkan rentan bencana, tetapi lebih mirip seperti supermarket bencana alam. Antara lain gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, angin, badai, banjir, tsunami, dan masih banyak lagi.

Kemudian bencana non alam yang meliputi kebakaran hutan, kecelakaan lalu lintas, serta pencemaran industri. Belum lagi potensi bencana sosial seperti konflik etnis, tawuran pelajar, maupun kerusuhan yang disebabkan oleh agama dan politik.

Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial Jawa Timur (BK3S Jatim) memandang perlu untuk melibatkan potensi masyarakat untuk lebih sensitif dan tanggap menghadapi setiap bencana, termasuk penyandang disabilitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan difabel.

“Baru kali ini kita bisa melibatkan teman-teman difabel dalam kegiatan penanggulangan bencana,” kata Ketua BK3S Jatim, Pinky Saptandari, disela workshop dan pelatihan tanggal bencana untuk kaum difabel kepada pawartajatim.com, Sabtu (25/11).

Praktek membungkus nasi. (foto/nanang)

Kegiatan  digelar di Gedung BK3S di kawasan Tenggilis Mejoyo, diikuti 20 peserta, dan ditandai dengan pemakaian rompi pelatihan. Mereka dilatih materi manajemen bencana, layanan psikologi, pengelolaan dapur umum, serta praktek memasak.

Bertindak sebagai  narasumber pada kegiatan tersebut, Fauzan dari  Kementerian Sosial, Twiadi, Purwanto Prijoatmodjo, dan Selby dari Tagana Jatim. “Menjadi relawan bencana harus ikhlas, sehat, dan kenyang, supaya tidak menjadi korban bencana,” jelas Purwanto Prijoatmodjo.

Peserta pelatihan tampak antusias saat praktek mengemas nasi dalam kertas bungkus, tanpa menggunakan karet gelang atau steples sebagai pengikat. Seorang peserta bernama Rahayu mengaku senang bisa belajar membungkus nasi yang benar, setelah dijari beberapa saat oleh tutor dari Tagana. (nanang)