Sidoarjo, (pawartajatim.com) – Upacara Hari Santri Nasional (HSN) se-Kecamatan Sedati Sidoarjo berlangsung semarak. Peserta upacara terdiri dari berbagai lembaga dan organisasi. Salah satu dari peserta adalah siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyah  (MI) Khoirul Huda Desa Pabean.

Lokasi upacara dipusatkan di lapangan Alastipis Desa Pabean Kec Sedati Sidoarjo Sabtu (22/10). Total ada sekitar 12 MI yang ikut ambil bagian dalam upacara tersebut. Semuanya terdiri dari pelajar kelas 4, 5, dan 6.

Tak hanya para siswa MI, tampak ikut hadir dalam deretan barisan upacara yaitu para ibu-ibu Fatayat, Muslimat, IPPNU, Banser, Perguruan Silat Pagar Nusa Ranting Pabean, serta tokoh NU Ranting Pabean dan sejumlah undangan.

Yang istimewa, upacara ini dihadiri Wakil Bupati  (Wabup) Sidoarjo Subandi. Tampak hadir pula  Kepala Desa Pabean, Sriatun. Wabup Subandi menjadi Inspektur Upacara dan Komandan upacara dipercayakan kepada Hendra dari Banser Pabean, serta pembaca naskah Resolusi Jihad,  Nurikan  yang tak lain  Kepala MI Khoirul Huda Pabean.

Seperti diketahui  peringatan Hari Santri Nasional tahun ini  mengangkat tema ” Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Maksud dari  tema ini  bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.

Suasana upacara Hari Santri Nasional di Lapangan Alastipis Desa Pabean Kecamatan Sedati Sidoarjo. (foto/dra)

Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. “Tujuan hari santri adalah menanamkan akhlakul karimah dan ini tidak hanya diucapkan tapi juga harus diwujudkan,” tandas Wabup Subandi dalam amanatnya.

Orang nomor dua di Kota Udang sebutan lain Sidoarjo menambahkan bahwa mereka (santri-Red) diharapkan tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain tentunya juga agama.

Catatan-catatan tersebut menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat. Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam.

Bahkan mereka menjadi pemimpin negara. “Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri. Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,” paparnya.

Dirinya menjelaskan tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia. Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. “Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia. Di tengah kemajemukan masyarakat,” ujarnya.

Menjelang sore upacara yang berlangsung khidmat ini diakhiri dengan doa. Sementara itu, Kepala MI Khoirul Nurikan Sag, mengatakan, siswa-siswinya yang mengikuti upacara diharapkan bisa menanamkan kedisiplinan. Dan dapat mengetahui sejarah perjuangan santri. Sehingga bisa mewarnai perilaku peserta didik sehari-hari. (dra)