Sukses Tekan Inflasi, Banyuwangi Raih Tiga Besar TPID Terbaik Jatim

Pj Bupati Banyuwangi Sugirah menerima penghargaan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dari Pemprov Jatim. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)
Pj Bupati Banyuwangi Sugirah menerima penghargaan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dari Pemprov Jatim. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi(pawartajatim.com) – Kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi mendapat apresiasi dari Pemprov Jatim. Banyuwangi menempati posisi tiga besar TPID berkinerja terbaik di wilayah Provinsi Jatim kategori kabupaten/kota.

Penilaian ini didasarkan pada  pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK).

“Alhamdulillah, berkat kekompakan mulai dari tim TPID dan seluruh stakeholder, inflasi Banyuwangi selama setahun terakhir bisa kita jaga dengan baik. Inflasi year-on-year September 2023-2024 Banyuwangi sebesar 2,07 dengan IHK 106,46, salah satu yang terendah di Jawa Timur,” kata Pj Bupati Banyuwangi Sugirah.

Salah satu kunci terjaganya inflasi adalah monitoring kondisi pasar secara rutin. Termasuk intens berkoordinasi dengan Bulog dan stakeholder terkait untuk ketersediaan pangan.  Lalu, kerja sama yang baik dengan seluruh pemangku kebijakan.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai lembaga seperti, Bank Indonesia, Bulog, hingga Badan Pangan Nasional (BPN). Pengendalian inflasi di sektor pangan sangat krusial, apalagi menjelang hari libur Natal dan tahun baru,” tuturnya.

Salah satunya program penanganan inflasi di Banyuwangi adalah meningkatkan produktivitas bawang merah. Ini adalah salah satu komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga. Petani bawang merah banyak menggunakan light trap. Fungsinya menarik perhatian hama bawang merah agar tidak menempel di tanaman.

Banyuwangi juga melakukan strategi pengendalian inflasi. Seperti melakukan monev ketersediaan pangan dan monev stabilisasi harga pasar. Melaksanakan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah melibatkan pelaku usaha dari gapoktan, asosiasi petani cabai, instansi vertikal, BUMN (BULOG), Perpadi dan Hiswanamigas.

Sejumlah inovasi juga dilakukan menekan inflasi. Diantaranya, regenerasi petani muda dengan “Jagoan Tani”, membuat Toko Pengendalian Inflasi Banyuwangi (TOP Si Wangi), dan perbaikan infrastruktur jalan untuk mobilitas distribusi bahan pokok.

“Kuncinya adalah sinergitas. Mengendalikan inflasi secara parsial dan sektoral tidak akan berhasil. Semua elemen pemerintah dan masyarakat harus terlibat aktif,” terangnya. (udi)