Surabaya, (pawartajatim.com) – Perjalanan karir Chef Hotel Luminor yang sederhana dan bersahaja. Kecintaan Sukismanto kepada dunia kuliner, dimulai sejak anak-anak. Bude atau tantenya berjualan gorengan dan rujak. Dia membantu budenya tersebut.

Kemudian saat duduk di bangku SMA, Sukismanto sering kumpul kumpul dengan teman teman sekolah nya di SMK Budi Dharma dan masak- masakan,  mereka kerap membuat liwetan dan menu penyetan atau sambelan, masakan karya pria kelahiran Sidoarjo, 25 November 1970 ini banyak disukai oleh teman- temannya.

Kecintaan terhadap dunia kuliner masak memasak, ditekuni oleh Sukismanto dengan memantapkan diri bekerja sebagai juru masak. Pada 1994 dia bekerja di Trump Cafe sebagai seorang Waiter, kemudian berlanjut menjadi bartender, saat tempatnya bekerja buka cabang di Makassar, dia ikut kesana selama dua tahun.

Kemudian kembali ke Surabaya, dan pindah kerja di Paradise Cafe, yang merupakan group Finna Darmo Harapan, spesial menu grill atau bebakaran. Sesudah itu pindah lagi ke Ina Shuki dan Shabu Shabu.

Sempat juga bekerja di Galaxy Mall, tepatnya di Wok Nodle , terus  dilanjutkan ke Hotel Garden Palace sebagai second Cook selama 2,5 tahun di main kitchen atau dapur utama  yang mencakup semua masakan Indonesia dan western food.

Setelah itu menjalani tugas sebagai first cook kurang lebih 3 tahun , menginjak dammy cheff sekitar 3,5 tahun, terus berlanjut  sebagai Cheff De Party, selama 15 tahun. “Pada 2015 saya bergabung di Luminor Hotel, sampai sekarang,” kata Executive Chef Luminor Hotel Surabaya, Sukismanto, di Surabaya Jumat (5/7/2024).

Masakan yang disukai oleh Sukismanto adalah Indonesian food dan juga menu fusion atau perpaduan dua menu. Sukismanto  sudah mengeluarkan berbagai menu fusion  antara lain lamien kuah kaldu kokot, jangkang goreng tepung ala Thai, lontong balap shrimp tempura, pizza bumbu rujak, crispy sushi ayam laos kraton, sego tempong spring rolled, dan ayam geprek sambal pasta.

“Menu tersebut sering kami keluarkan pada moment tertentu seperti Imlek, Valentine, Ramadhan, dan HUT Kemerdekaan RI,” jelas pria ramah 54 tahun ini. Walaupun sangat mumpuni membuat menu masakan seafood, Sukismanto dan kawan-kawan kurang menyukai masakan tersebut, karena mayoritas alergi pada menu hasil laut tersebut, dan sering timbul bintik merah.

Tamu hotel sedang menikmati menu fusion buatan Chef Sukismanto. (foto/nanang)

Sebagai seorang chef profesional, Sukismanto berpegang teguh pada standar recipe dan gramacy. Faktor tersebut memegang peranan penting, termasuk saat penyajian. “Seperti nasi goreng harus dimasak dengan  wajan bukan belanga,” ungkap chef senior ini.

Apabila situasi perasaan sedang tidak mood, maka Sukismanto berhenti sejenak memasak, dan memperbanyak ibadah sholat, dan kemudian bergabung kembali dengan timnya. Gebrakan inovasi Sukismanto kepada Luminor Hotel, adalah membuat menu tematik pada hari tertentu, setiap Selasa ada program Taste of Hanoi, Rabu ada Hula Hula Hawain, Kamis ada Sunrise In Bali.

Pada HUT Surabaya, Sukismanto menggelar program bertema Surabaya, dengan menyajikan menu Rujak Cingur  Antaboga,  yaitu rujak cingur yang disajikan dengan garnis roti tawar. Pada peringatan HUT Republik Indonesia ke 77 tahun, Sukismanto menghadirkan kreasi Tumpeng Jajanan Tradisional Nusantara setinggi 77cm.

Tumpeng Jajanan Nusantara tersebut berisi beragam jenis jajanan tradisional seperti lumpia, risol, pukis, kroket, onde-onde, singkong goreng, ote-ote, lemper, nogosari, dadar gulung, kue tok, jongkong, klepon, getas, tahu isi, kue lumpur.

Kebahagiaan terbesar dalam diri Sukismanto yaitu ada interaksi positif dengan costumer terkait masakan yang disajikan. Sedangkan hal yang menyedihkan adalah saat mendapatkan komplain dari tamu yang sama sama seorang chef, ketika salah menyajikan masakan kepada tamu tersebut.

Impian terbesar dalam hati Sukismanto, adalah menjadi chef terbaik yang bisa menjadi panutan anak  buah. (nanang)