Surabaya, (pawartajatim.com) – Chef Hermawan adalah sosok anak Ibukota Jakarta. Dia lahir pada 22 September 1984 dan besar di kota yang pernah berjaya dengan nama Batavia. Himawan kecil, sangat mengidolakan tetangganya seorang chef bintang iklan produk Royco yang bernama Chris Waas.
Karena kedekatannya dengan chef tersebut, tumbuh dalam hati Himawan Kristianto rasa cinta kepada dunia masak memasak. Dunia yang kelak mengantarnya pada puncak prestasi. Setelah lulus sekolah SMA di Jakarta, Himawan memutuskan kuliah dan mengambil diploma tiga jurusan Tata Boga di Jl. Setiabudi Kota Bandung.
Setelah lulus sekitar 2008, Himawan, bekerja di Dubai untuk pembukaan Hotel Atlantis. Dia berkarir disana kurang lebih tujuh tahun lamanya mulai 2008 hingga 2015. Dari menjabat COMIS / Cook hingga Chef De Partie (CDP).
Kemudian balik lagi ke Jakarta, sebagai Sous Chef SATO. Pernah melayani Iftar dan menyediakan 1.000 pax dan menjabat Chef De Cuissine. Chef Himawan Kristanto terus belajar mengembangkan menu lokal untuk breakfast, lunch, dan dinner. Antara lain menu bakso, hal itu terus dilakukan hingga empat tahun lamanya.
Kemudian pada 2019 dia pindah ke Hotel Pullman dan Ibis Style Bandung, menyiapkan opening disana sebagai Executive Chef selama tiga tahun lamanya. Pernah ada kejadian menarik saat hendak menutup sebuah hotel.
Banyak pejabat hotel yang memilih mundur, hanya tinggal empat orang yang bertahan, yaitu Hotel Manager, Food and Beverage manager, Director Of Sales, dan Executive Chef. “Akhirnya mau tidak mau, saya mengangkat kursi sendiri dari lantai atas. Karena tidak ada fasilitas lift,” kata Executive Chef Hotel Vasa, Himawan Kristanto, kepada pawartajatim.com, di Surabaya Jumat (4/10).
Perjalanan karir Chef Himawan Kristanto, berlanjut di Vasa Hotel Surabaya. Dia diminta bergabung oleh General Manager Vasa Hotel, Roberto Kotambunan, dan Food and Beverage Director, Mini Tanuwidjaja.
Di Vasa Hotel, Chef Himawan Kristanto meng-handle tiga outlet yaitu 209 All Dining, Foda Cuissine, dan Japanese Resto Nagano. Dan aktifitas itu dilakukan hingga sekarang. Menu andalan yang kerap dibuat oleh Chef Himawan Kristanto adalah special burger, ikan baung, ikan pecak, ayam bakakak, dan karedok.
Hal ini memang tidak berlebihan, karena Chef Himawan Kristanto menguasai Indonesian, Japanese, Indian, hingga western food. Walaupun terbilang sebagai chef profesional, Chef Himawan Kristanto, tetap menyadari dan mengakui bahwa masakan Nusantara adalah masakan yang sulit dibuat, karena banyak bumbu rempah rahasia yang digunakan.
Masakan India juga lebih banyak menggunakan rempah-rempah, tetapi dalam kemasan bubuk. Sedangkan yang fresh hanyalah potongan bawang merah. “Saat di Dubai, sewaktu makan di dapur, saya kerap menikmati nasi biryani dicampur yogurt,” jelas laki-laki penyuka bakso ini.

Sebagai manusia yang religius, Chef Himawan Kristanto menyadari benar bahwa tangan setiap orang berbeda, termasuk tangan seorang chef sekalipun. Jika seseorang chef memerintahkan lima orang bawahannya untuk memasak menu nasi goreng dengan bahan, alat, recipe, ingredient, SOP dan method yang sama.
Terkadang hasilnya belum tentu sama. Karena itu peran seorang Executive Chef menjadi penting. Hal ini berkaitan dengan fungsi quality control yang melekat dalam tugas pokok fungsinya. Seorang manusia tidak lepas dari rasa letih, lelah, dan lesu serta rasa resah, gundah, dan gelisah.
Apabila rasa itu datang, maka Chef Himawan Kristanto memilih untuk ngopi, dan terutama dengan keluarga untuk recharge diri. Hal yang menyenangkan bagi Chef Himawan Kristanto adalah saat melayani kebutuhan makan tamu Very Very Important Person (VVIP) antara lain Presiden RI ke – 7 Joko Widodo dan Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
“Sedangkan hal yang menyedihkan bagi saya adalah jauh dari keluarga,” ungkap pria yang tidak menyukai desert manis dan masakan pedas ini. Chef yang menjadi mentor bagi Chef Himawan Kristanto adalah Alessandro Batuzzi dari Italia, sosok ini dikenalnya saat di Dubai.
Dia merasa chef ini sangat ramah dan sabar saat mendampingi bawahannya. “Beliau sangat sabar saat saya berbuat kesalahan, saat itu lasagna dan bolognese yang saya buat sudah rusak sebelum waktunya,” jelas ayah dari dua anak ini.

Sedangkan menurut Chef Himawan Kristanto, chef yang pelit ilmu yaitu chef Kenan dari Turki yang pernah menjadi atasannya di salah satu hotel di Surabaya. Tangan dingin Chef Himawan Kristanto ditunjukkan saat mempersiapkan program di Hotel Vasa, tempat dia bekerja saat ini.
Segala kemampuan yang dimiliki dicurahkan sepenuhnya oleh Chef Chef Himawan Kristanto. Dia bersama dengan teman-teman dari departemen terkait, merencanakan secara cermat program buka puasa tersebut.
Hasilnya, pada Iftar tahun sebelumnya, dengan mengusung tema Middle East Maroko laku sampai 300 persen dari kapasitas. Sedangkan untuk tahun ini dengan mengangkat tema Wali Songo, yang diselenggarakan di Baltic lantai 2, tempatnya lebih besar, juga berhasil terjual 300 persen dari kapasitas ruangan.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan reguler, seperti breakfast, lunch, dan dinner, Chef Himawan Kristanto menyiapkan berbagai macam makanan lezat yang terdiri dari apetiser ( hidangan pembuka), main menu (menu utama), dan desert (hidangan penutup) bakery dan pastry, serta beverege (minuman).
“Saya merotasi menu tersebut setiap hari, dan selalu menyertakan menu khas Surabaya, seperti lontong balap Kranggan, soto Pak Sadi, dan cakue Peneleh, ” ungkap chef yang memiliki 50 orang staf ini.
Impian terbesar Chef Himawan Kristanto, tidak tanggung-tanggung, dia ingin mencapai jabatan tertinggi dalam dunia perhotelan, yaitu menjadi seorang General Manager (GM). Dan ini bukan barang yang mustahil, karena Chef Himawan sudah melalui tangga tertinggi yang ketiga dalam urutan jabatan dunia Hospitality. (nanang)