Surabaya, (pawartajatim.com) – Universitas Dinamika (Undika) Stikom Surabaya resmi mengukuhkan, Bambang Hariadi, sebagai Guru Besar pertama dibidang Ilmu Teknologi Pembelajaran. Dalam orasi ilmiahnya berjudul ‘Pembelajaran yang Menyenangkan pada Setiap Generasi’ itu, Bambang menyampaikan bahwa terdapat perbedaan pembelajaran antara generasi lampau dengan generasi saat ini.
“Sumber media pembelajaran generasi lampau dengan generasi sekarang sangat berbeda. Dulu, saat mati lampu, generasi lampau masih bisa belajar dengan menggunakan lampu petromak. Hal itu tidak bisa dilakukan oleh generasi sekarang, karena mengingat media pembelajaran saat ini mayoritas menggunakan sumber daya listrik,” kata Bambang, Jumat (3/5/2024).
Menurut dia, dengan melihat perbedaan-perbedaan tersebut, tenaga pendidik harus bisa memahami perbedaan gaya belajar pada tiap generasi. “Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, kita sebagai pendidik harus tetap beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk memberikan gaya pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Maka dari itu, kita perlu Smart Learning,” ungkap Bambang.
Dia menjelaskan, Smart Learning adalah pembelajaran yang bisa mewadahi tiap karakteristik belajar anak-anak. Ia bercerita bahwa pada 2017 lalu, ia bersama teman-teman peneliti telah menghasilkan Learning Management System (LMS) bernama MoLearn untuk siswa SMA.
“Melalui MoLearn yang bisa diakses melalui web dan android, para siswa bisa mempelajari bahan-bahan ajar dan bisa melakukan ujian dari MoLearn,” jelasnya. Selain MoLearn, Bambang juga telah menciptakan LMS ‘Brilian’ untuk mahasiswa pada 2014 yang dikembangkan bersama teman-teman peneliti di Undika Surabaya.
Di dalam ‘Brilian’, mahasiswa bisa mengakses materi, pengumuman, daftar kehadiran, cek plagiarisme, dan online learning dalam satu tempat. Hingga pada 2023, ‘Brilian’ dikembangkan menjadi Undika Futuristic Learning (UFL).
“Melalui UFL, kita menerapkan pembelajaran blended dan hybrid learning, yang memudahkan mahasiswa untuk tetap mengikuti kelas di mana saja dan kapan saja,” terangnya.
Bambang menilai pembelajaran yang nyaman adalah ketika para dosen maupun pendidik bisa menyiapkan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik, gaya belajar, dan perkembangan zaman.
“Diharapkan ketiga hal ini bisa menciptakan pembelajaran yang nyaman dan berujung pada peningkatan hasil belajar,” pungkasnya. (red)