
Surabaya, (pawartajatim.com) – Sri Paduka Mangkunegara X, saat menjadi pembicara dalam Ideafest Surabaya 2025, berbagi pandangannya tentang bagaimana kebudayaan bisa lebih dekat dengan generasi muda. Ia menuturkan pentingnya membangun hubungan dua arah antara Solo dan kota-kota lain di Indonesia.
“Menarik sekali bagaimana teman-teman bisa mengenal Solo, dan hubungan itu sebenarnya bisa berjalan dua arah. Di satu sisi, kami di Solo terus mengadakan banyak kegiatan dan hal-hal baik di kota kami,’’ kata Sri Paduka Mangkunegara X, di Surabaya Sabtu (2/8).
Disisi lain, kata dia, pihaknya juga mulai ‘jemput bola’, mendekat ke teman-teman di kota lain supaya mereka tertarik datang ke Solo. Mangkunegara X menjelaskan bahwa Mangkunegaran kini semakin fokus membuat berbagai aktivasi di luar Solo.
Jakarta menjadi salah satu kota yang sering digarap, dan kini giliran Surabaya mendapat porsi perhatian lebih. Harapannya, ke depan akan semakin banyak kegiatan. Tahun 2025 ini kami memang memulai dengan beberapa program saja, mulai dari batik, festival kuliner, sampai event budaya lainnya. Ada satu program yang cukup menarik, tapi belum bisa saya ungkap sekarang.
‘’Tunggu saja, semoga nanti bisa menjadi kejutan yang lebih interaktif,” ujarnya. Ia menekankan bahwa budaya seharusnya tidak hanya berhenti sebagai tontonan, tetapi juga bisa menjadi tuntunan dan sesuatu yang dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
“Budaya itu bukan sekadar untuk dilihat. Budaya harus bisa menjadi napas dalam kehidupan masyarakat. Itu kunci bagi perkembangan Mangkunegaran dan masyarakat ke depan,” tegasnya. Mangkunegara X juga menyoroti perkembangan Solo sebagai kota pariwisata.
Ia menyebut, setiap tahun ada semakin banyak terobosan, baik dari masyarakat maupun pemerintah kota. Solo kini bahkan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara. “Bangunannya ya tetap sama, tapi yang membedakan adalah pengalaman yang ditawarkan. Itulah yang terus kami kembangkan pengalaman, interaksi, dan cerita yang hidup,” paparnya.
Ia mengapresiasi geliat industri kreatif di Solo, terutama di sektor kuliner dan kafe. “Cafe-cafe di Solo makin keren, produk anak-anak muda luar biasa. Ini bukti bahwa upaya kolektif masyarakat membawa dampak positif yang besar. Semoga efek ‘snowball’-nya semakin besar di masa depan,” jelasnya.
Dalam forum Ideafest, Sri Paduka juga membagikan pandangannya tentang bagaimana Mangkunegaran harus memposisikan diri agar relevan dengan generasi muda. “Bagi saya, relevansi itu penting. Untungnya, saya sendiri masih muda, jadi kurang lebih bisa memahami selera dan referensi generasi ini. Dari situ tinggal bagaimana mengemas budaya, tradisi, dan sejarah supaya lebih bisa diterima,” katanya.
Ia mencontohkan bagaimana sebuah event olahraga seperti fun run bisa menjadi pintu masuk mengenalkan budaya, bukan sekadar soal larinya. “Anak muda sekarang mencari experience learning belajar lewat pengalaman. Itu yang kami coba hadirkan melalui berbagai kegiatan Mangkunegaran. Jadi, budaya tidak hanya jadi tontonan, tapi juga pengalaman yang hidup,” tutupnya. (ony)