Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Polemik sandarnya kapal ikan di Banyuwangi memantik reaksi anggota DPR RI asal Banyuwangi, Sumail Abdullah. Politisi Gerindra ini meminta investasi di daerah bisa dilindungi.
Dukungan Komisi V DPR RI bukan tanpa alasan. Kapal ikan idealnya sandar di Pelabuhan Perikanan Masami ketimbang di pelabuhan barang. Apalagj, pelabuhan swasta ini ikut memberikan dampak ekonomi ke warga.
“Pelabuhan ini juga untuk pelayanan dan efisiensi. Tentu kami berharap, pelabuhan khusus perikanan ini berdampak terhadap perekonomian,” kata Sumail Abdullah, Kamis (5/10). Pihaknya juga menyinggung soal isu tarif tiket sandar kapal ikan yang diberlakukan di Pelabuhan Perikanan Masami.
“Mungkin tarif yang lama lebih rendah, tarif yang baru lebih tinggi. Soal tarif ini saya kira tinggal disesuaikan saja,” ujarnya. Dia berharap seluruh pihak memiliki komitmen mendukung investasi.
Sebab, menghadirkan investor bukan perkara mudah. Apalagi, tumbuhnya investor lokal membawa dampak sosial ekonomi bagi masyarakat. Persoalan sandarnya kapal ikan itu juga diminta segera diakhiri. Sehingga, iklim investasi di Banyuwangi bisa tetap terjaga.
“Investor harus dilindungi, semuanya harus dilindungi, termasuk orang-orang yang menggunakan layanan dari investor juga terlindungi. Ya kita cari win – win solusi lah gimana nantinya,” tegasnya. Terkait polemik ini, pihaknya akan membawanya dalam forum di level pusat.
“Akan kita sampaikan ke Kementerian dan lembaga lain. Harapannya ada titik temunya,” tutupnya. Sebelumnya, polemik sandarnya kapal ikan terus bergulir di Banyuwangi. Kapal ikan yang idealnya sandar di Pelabuhan Perikanan Masami diarahkan ke Pelabuhan Tanjungwangi yang statusnya untuk kapal barang. (udi)