Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Panjangnya antrean pasien di RSUD Blambangan, Banyuwangi mendapat sorotan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Pejabat ini mendorong RS plat merah itu menerapkan pendaftaran digitalisasi. Sehingga, mengurangi penumpukan pasien. Sorotan itu diungkapkan Bupati Ipuk usai sidak di RSUD Blambangan, Selasa (16/4/2024).

Menurut Ipuk, sistem digitalisasi pendaftaran harus diterapkan. Sehingga, pasien di layanan poli tidak datang bersamaan. “Sebenarnya sudah ada sistem pendaftaran digitalisasi. Tapi, belum dimanfaatkan. Ini perlu sinergi dan kesadaran warga untuk ke digital,” jelas orang nomor satu di Banyuwangi ini.

Jika digitalisasi diterapkan, harapannya, pasien poli bisa datang sesuai jam antrean. Sehingga,tidak menumpuk bersamaan di RS. “Jadi, warga tidak datang pagi-pagi. Tapi, sesuai jam antre di pendaftaran digital,” tegasnya lagi.

Terkait kondisi ini, pihaknya akan mulai melalukan uji coba penggunaan digital untuk mengurangi antrean. Selain pasien, pembatasan pembesuk dan pengantar juga harus dibatasi. “Jangan sampai RS hanya bagus di pelayanan, tapi juga nyaman bagi pasien,” ujar Ipuk.

Tak hanya RS, di hari pertama masuk kerja, Ipuk juga menggelar sidak  di puskesmas. Salah satunya, Puskesmas Kertosari. Ipuk menyoroti sejumlah fasilitas puskesmas juga kurang memadai. Toilet salah satunya.

“Nantinya, digitalisasi tak hanya di RS, tapi dari hulu ke hilir mulai puskesmas,” tutupnya. Meski menyoroti sejumlah kekurangan, Ipuk memberikan apresiasi kepada para tenaga kesehatan (nakes) yang tidak ada libur Lebaran.

Sehingga, layanan kesehatan ke masyarakat tidak terhenti meski musim libur panjang. (udi)