
Banyuwangi, (pawartajatim.com)- Pemkab Banyuwangi memiliki cara unik memberi ruang kreatif bagi peternak kambing dan domba. Mereka diberikan panggung kontes ternak memerebutkan Piala Bupati Banyuwangi. Kegiatan digelar di Lapangan Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Sabtu (3/8/2024) dan Minggu (4/8/2024).
Sekitar 500 ekor kambing dan domba milik peternak dari berbagai wilayah di Jawa Timur ikut berlaga. Ratusan ternak itu didandani dengan beragam hiasan. Terlihat cantik, imut.
Seperti Domba bernama Mahalini. Ternak ini memakai kacamata, lengkap dengan busana yang di desain khusus. Ada lagi Rembo. Bulunya hitam tebal, memikat pengunjung.
Kategori berat, ada ternak Beti milik Omah Kayu Farm, Malang. Kambing jenis sopas ini memiliki berat hampir 100 kilogram. “Peternakan menjadi satu pilar kekuatan ekonomi Banyuwangi. Dengan kontes ini, kami ingin menunjukkan potensi besar peternakan kambing dan domba, khususnya di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu (4/8/2024).
Kontes kambing dan domba, merupakan ajang identifikasi ternak unggul. Juga transfer ilmu dan memperluas jejaring bagi para peternak di Banyuwangi. “Mari kita manfaatkan kontes ini untuk berbagi ilmu dan sebagai sarana edukasi antar peternak,” jelas Ipuk.
Diserahkan Surat Keputusan (SK) penetapan sapi Rambon sebagai sapi lokal khas Banyuwangi oleh Kementerian Pertanian. Sertifikat tersebut diserahkan Koordinator Pemasaran dan Informasi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Drh. Sarastina kepada Bupati Ipuk
Sapi Rambon adalah hasil persilangan dari beberapa jenis sapi. Moyang dari sapi Rambon diindikasi merupakan jenis indukan dari Banteng Jawa. Populasinya di Banyuwangi terdapat sekitar 600 ekor. Pemkab Banyuwangi melakukan pemulihan dan pelestarian, melibatkan berbagai tahapan pengujian dan rekayasa genetik. “Kita patut bersyukur setelah sekian lama sapi Rambon ditetapkan menjadi hewan asli Banyuwangi,” tutur Ipuk.
Selain sapi Rambon, domba Sopas asal Banyuwangi juga diusulkan untuk menjadi kambing lokal Banyuwangi. Kontes domba dan kambing diikuti berbagai peternak dari kabupaten/kota di Jawa Timur. Seperti Nganjuk, Malang, Tulungagung, dan lainnya. “Antusiasmenya sangat luar biasa. Kami sampai harus tutup pendaftaran karena animo yang tinggi,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan.
Kontes domba dan kambing terdiri dari 2 komoditas. Masing-masing, kambing etawa dan domba sopas. Dari keduanya, terbagi dalam 10 kelas perlombaan. Parameter penilaiannya mulai dari bentuk kepala, telinga, tanduk, kulit, dan mata. Juga ada penilaian bagian tengah dan belakang, hingga kesehatan. Bentuk ekornya dinilai secara rinci. (udi)










