Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Menyemarakkan Ramadan, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Patrol dan Kundaran di Stadion Diponegoro, Senin (25/3/2024) malam. Kedua seni ini merupakan tradisi khas bumi Blambangan untuk mengisi malam di bulan puasa.
“Tradisi patrol telah lama menjadi bagian dari kekayaan budaya Banyuwangi. Melalui festival ini, kami berharap memperkuat identitas lokal di tengah arus globalisasi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Patrol adalah seni memainkan alat musik dari bambu. Biasanya dimainkan untuk membangunkan warga yang akan sahur di bulan Ramadan. Seiring waktu, tradisi ini menjadi pertunjukkan menarik. Begitu digelar, banyak warga yang ingin melihatnya. Hujan, tak menyurutkan antusiasme warga.
”Patrol yang diawali dari depan Stadion Diponegoro hingga ke Taman Blambangan. “Semangat ini menjadi bukti masyarakat Banyuwangi terus mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya lokal,” puji Ipuk.
Festival Budaya Ramadan melibatkan peserta dari 25 kecamatan. Setiap kecamatan mengirimkan video patrol dan kundaran sebagai bagian dari proses seleksi. Sementara lima tim terbaik berkompetisi di babak final. Kriteria penilaian patrol dan kundaran meliputi teknik atraksi, harmonisasi, penatar terbaik, tata busana terbaik, dan vokal terbaik.
“Khusus patrol penilaian juga didapatkan dari pawai yang dilakukan setelah penampilan,” kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Taufiq Rahman. Satu kelompok patrol beranggotakan 15 orang, sedangkan kelompok kundaran sebanyak 20 orang. Tak sekadar kompetisi, kegiatan ini juga sekaligus perayaan.
“Festival ini diharapkan menginspirasi dan memotivasi masyarakat, khususnya generasi muda dalam melestarikan budaya,” tutupnya. (udi)