Plt Bupati Gresik Dr. Asluchul Alif (pakai kopiah hitam) sedang mengibarkan bendera tanda dimulainya pemberangkatan Pawai Kambing di Kalitutup Sukodono. (foto/dra)

Gresik, (pawartajatim.com) – Gresik memiliki  sebuah tradisi menarik menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha yaitu pawai atau mengarak kambing. Tradisi ini berada di daerah Kalitutup, Kelurahan Sukodono, Kecamatan Gresik Kota. Kegiatan pawai ini dilaksanakan 1 hari menjelang Idul Adha.

Tampak semarak pawai ini, warga setempat, pemilik kambing, pemandu kambing dan pengunjung dari luar tumpah ruah di sepanjang jalan Kalitutup. Masyarakat Sukodono Gresik kembali menyelenggarakan tradisi tahunan bertajuk ‘Culture and Tradition Eid Adha 2025’ pada Kamis (5/6).

Kegiatan ini digelar untuk menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, dengan menampilkan lomba arak-arakan kambing kurban. Even ini  selalu menjadi daya tarik tersendiri dalam setiap tahunnya. Kali ini, memasuki tahun ketujuh pelaksanaan, tradisi ini secara konsisten diadakan setiap H-1 Idul Adha.

Sejak diinisiasi oleh warga Kalitutup, tradisi ini berkembang menjadi ikon budaya lokal yang dinantikan kehadirannya oleh masyarakat. Lebih dari 300 peserta ikut ambil bagian dalam parade atau pawai ini. Kambing-kambing dihias dengan beragam tema kreatif dan menarik.

Salah satu jenis kambing peserta pawai “Culture and Tradition Eid Adha 2025” di Kalitutup Sukodono Gresik. (foto/dra)

Kemudian  diarak sepanjang rute sejauh sekitar  satu Kilometer. Yaitu melintasi Jl. KH Hasyim Asy’ari – Jl. Sindujoyo – Jl. Samanhudi – Jl. KH Kholil. Ribuan warga pria wanita, tua muda, anak-anak dan remaja memadati jalur arak-arakan.

Ruas jalan penuh sesak pengunjung menciptakan suasana semarak penuh kebersamaan. Selain melestarikan budaya, gelaran ini juga didorong menjadi sarana pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya di sektor peternakan kambing.

Tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik hadir mendukung acara sekaligus menyampaikan pesan penting kepada generasi muda. Dinas Pertanian Gresik mendorong para pemuda untuk melihat sektor peternakan terutama kambing sebagai peluang usaha yang potensial.Yang tidak menutup kemungkinan bisa mengurangi angka pengangguran serta mendorong kemandirian ekonomi desa.

Plt Bupati Gresik, Asluchul Alif, yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasi atas partisipasi masyarakat dan kolaborasi lintas sektor. Kegiatan seperti ini tidak hanya penting untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga menjadi pemicu tumbuhnya sektor peternakan rakyat khususnya kambing yang memiliki potensi besar di Gresik.

‘’Melalui kreativitas masyarakat, kita bisa melihat bagaimana tradisi mampu menjadi penggerak ekonomi,” kata dr Alif, panggilan akrab Plt Bupati Gresik ini. Even ini dapat disebut lebih dari sekadar hiburan, arak-arakan kambing juga menjadi ajang promosi dan edukasi bagi para peternak lokal.

Plt Bupati Gresik Dokter Asluchul Alif (kiri) didampingi Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindita Putro saat memberi keterangan pers. (foto/dra)

Beberapa peserta berasal juga berasal dari kelompok peternak yang memanfaatkan momentum Idul Adha untuk memperkenalkan kualitas hewan ternak mereka kepada masyarakat luas. Peserta pawai tidak hanya berasal dari Sukodono namun juga datang dari berbagai daerah lain seperti Giri, Kembangan.

Sehingga untuk datang mengikuti pawai harus menggunakan hantaran mobil pick-up. Adapun jenis kambing yang ditampilkan peserta juga beraneka macam. Lucu dan tentu menggemaskan sehingga menyita perhatian warga.

Sebab, kambing itu jarang di temui oleh warga kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini.  Antara lain, Kambing Saanen, yang berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat. Kambing memiliki tanduk yang besar berumur 4 tahun milik H. Irmasyah, pemilik mebel Fathona, Gresik.

Ada juga Domba Merino atau sering disebut hanya Merino yang terkenal dengan kualitas wol sangat halus milik Mahin, pedagang kambing warga Gunungsari ini. Bodinya pun beragam, ada yang kecil, sedang dan banyak juga tingginya mencapai 1 – 1,5 meter.

Dokter Alif menambahkan tradisi ini akan terus dipertahankan. Karena menjadi hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat dan berpotensi destinasi wisata. Selain itu, kegiatan itu juga memiliki nafas religi yakni mendorong masyarakat untuk gemar berkurban.

“Antusias warga Gresik mengikutkan kambing dalam even ini cukup tinggi, mencapai 300 ekor. Itu pun bisa lebih pesertanya bila tidak tidak kami batasi,” ujar Dokter Alif didampingi Sekretaris Daerah/Sekda Gresik Achmad Washil Miftachul dan Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindhito Putro usai acara.

Pihaknya mengatakan event tahun ini semakin meriah. Pesertanya semakin banyak, ini bisa membangkitkan semangat para peternak di Gresik. “Yang membanggakan Idul Adha 2025 ada hewan sapi milik peternakan Gresik yang dibeli oleh Presiden Prabowo Subianto. Sapi itu memiliki bobot lebih 1 ton lebih. Peternaknya asli Gresik,” tegasnya. (Adv/dra)