Jakarta, (pawartajatim.com) – Perhelatan konsolidasi akbar PDI Perjuangan memang telah selesai. Semua kader partai berlogo moncong putih tersebut telah kembali ke daerah asal dan menjalankan aktifitas masing-masing. Namun, ada beberapa kejadian di Lapangan Gelora Bung Karno/GBK yang luput dari pantauan media selama kegiatan besar itu berlangsung.
Yaitu, banyaknya satgas kelelahan dan akhirnya tumbang dibawa keluar lapangan. Suasana panas dan kelelahan akibat beberapa hari latihan, kemudian siap dalam beberapa jam untuk parade di lapangan membuat fisik beberapa Satgas Cakrabuana yang berseragam hitam bertopi petani tersebut tak bisa dipertahankan dan harus di evakuasi keluar lapangan untuk ditangani tenaga medis.
Siang itu, tepatnya saat setelah parade yang dibawakan oleh satgas dan penari dihadapan tamu undangan kehormatan dan peserta dari seluruh penjuru Indonesia, yang kemudian dilanjutkan dengan pidato ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, banyak Satgas mulai tumbang.
Tim medis dibantu oleh beberapa anggota Satgas tampak hilir mudik mengangkat korban menggunakan tandu, serta ada yang menggandeng dan membantu jalan. Diatas tribun, tepatnya no 41 yang di tempati oleh rombongan delegasi dari Surabaya – Jawa Timur/Jatim, ada beberapa orang yang memperhatikan langsung kejadian tersebut.

Adalah Nanang Sutrisno, Bendahara Badan Bantuan Hukum – Advokasi Rakyat (BBH-AR) Kota Surabaya, Baktiono, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Wimbo Ernanto, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya yang mengamati langsung kejadian itu secara seksama.
Melihat kejadian tersebut, Nanang Sutrisno, merasa tergerak untuk membantu tim medis yang nampak kewalahan. Rasa kemanusiaan spontan dilakukan lelaki ini. Ia-pun segera berpamitan kepada rekan-rekannya, terutama Baktiono, untuk membantu tim medis.
Nanang, yang juga pernah menjadi anggota Satgas tersebut memiliki latar belakang penyehat tradisional Guasha yang tergabung dalam wadah Terapis Nusantara (Tenar) tersebut segera bergegas turun ke tengah lapangan sembari menenteng tas yang berisi peralatan guasha yang terbuat dari tanduk kerbau.
Sampai di tengah lapangan, Nanang, yang juga pernah menjadi Komisaris PDI Promeg selama 2 periode tersebut, langsung menangani Satgas yang kelelahan dengan melakukan guasha kepala, leher, dan punggung mereka.
Banyak Satgas yang akhirnya berhenti mual dan kembali segar. “Saya merasa bersyukur, kemampuan yang saya miliki bisa berguna untuk membantu teman-teman Satgas yang membutuhkan,” kata Nanang, yang juga pernah menjabat anggota DPRD Kota Surabaya kepada pawartajatim.com, di Jakarta Minggu (25/6).
Hari Minggu Nanang, bersama rekannya di BBH-AR Kota Surabaya yaitu Wakil Ketua Moestar Arifin, SH., dan Tomuan S Hutagaol, SH., serta kader yang lain kembali pulang ke Surabaya dengan mengendarai tujuh bus yang disediakan DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dibawah pimpinan Ketua Adi Sutarwijono. (bw)










