Surabaya, (pawartajatim.com) – Sebagai wujud kepedulian di bidang kesehatan dan sosial, Yayasan Matahari Tangan Kasih (YMTK) meresmikan Rumah Singgah Dewi (RSD) di Surabaya. Rumah Singgah ini diperuntukkan bagi pasien kanker dan keluarganya yang tak mampu yang membutuhkan tempat tinggal sementara, selama masa pengobatan dan kesembuhan di Rumah Sakit secara gratis.
Mengusung konsep Healing Environment, Rumah Singgah Dewi (RSD) yang berada di kawasan Jalan Klampis Aji II Surabaya, ini siap digunakan bagi para pasien kanker serta keluarga maupun pendamping pasien yang tidak mampu dari seluruh Indonesia secara gratis.
Terutama mereka yang berasal dari luar kota Surabaya dan sedang menjalankan pengobatan dan membutuhkan tempat tinggal sementara di Surabaya. Termasuk membantu layanan transportasi dari dan ke rumah sakit tujuan.
Founder dan Pembina YMTK, Puspitadewi Prijadi, mengatakan, Rumah Singgah ini memiliki kapasitas 30 kamar, ruang makan, ruang santai, dapur, hingga tempat jemuran yang luas. Keberadaan Rumah Singgah ini diharapkan dapat mengurangi beban dan biaya akomodasi bagi pasien serta keluarga dan pendamping.
“Sehingga, mereka dapat fokus pada pemulihan serta perawatan yang dijalani di sejumlah Rumah Sakit di Surabaya,” kata Dewi, sapaan akrab Puspitadewi Prijadi ditemui usai meresmikan RSD di Surabaya, Jumat (30/6).
Selain sebagai tempat tinggal sementara, lanjut Dewi, Rumah Singgah ini juga menyiapkan sejumlah perawat profesional pendamping pasien kanker yang siaga selama 24 jam. Termasuk pendampingan bio, psiko, sosial dan spiritual.
“Juga memberikan mood booster, seperti senam bersama, yoga dan jalan sehat, breathing relaxation, hipnoterapi, dan spiritual caring dengan cara ibadah dan doa bersama,” jelasnya. Sejumlah orang tua pasien kanker mengaku senang dan terbantu.
Salah satunya, Lia Dewi, warga Ponorogo, yang terpaksa pulang pergi Ponorogo-Surabaya, dan terkadang harus membayar sewa kamar bersama anaknya yang mengidap kanker sejak enam tahun lalu, saat menjalani terapi rutin di salah satu rumah sakit di Surabaya.
“Dengan adanya Rumah Singgah ini, saya dan suami merasa terbantu dan kami nantinya bisa mendampingi anak kami saat menjalani terapi dan pemulihan kankerdi rumah sakit,” terang Lia. Pihak pengelola Rumah Singgah ini juga tidak membatasi pasien maupun keluarganya selama tinggal sementara.
Namun, apabila jadwal terapi dan pemulihan sudah tidak dibutuhkan lagi, pasien dan keluarganya diperbolehkan pulang ke rumah asalnya, dan bisa kembali ke Rumah Singgah ini lagi apabila dipanggil rumah sakit untuk terapi dan pemulihan kembali. (red)