Surabaya, (pawartajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya siap mencanangkan program Satu Puskesmas Satu Obgyn (1P1O). Nantinya, para Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog (Obgyn) akan disebar di 63 puskesmas di seluruh wilayah Surabaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak.

Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, mengatakan para dokter Obgyn tersebut akan bertugas mendampingi dalam pemeriksaan deteksi dini kelainan awal kehamilan, dan ditempatkan di 63 puskesmas di seluruh wilayah Surabaya.

Selama ini, dari 63 puskesmas di Surabaya, hanya 23 puskesmas yang masih didampingi dokter obgyn. Pemkot Surabaya menargetkan pada semester awal 2024 seluruh puskesmas sudah terpenuhi.

“1P1O, tentunya akan pendampingan dokter-dokter puskesmas. Setiap tiga bulan dievaluasi dan diberi materi. Program satu obgyn ini mendampingi dokter di puskesmas, bukan mereka yang harus melayani atau menjadi spesialis di puskesmas. Supaya lebih efektif didampingi,” kata Ikhsan, di Aula FK Unair Surabaya, Minggu (7/1/2024).

Program 1P1O ini, diharapkan bisa menjadikan nol angka kematian Ibu dan Anak yang tahun lalu masih terdapat 13 kasus. “Kami tidak ingin ada Ibu yang meninggal saat melahirkan. Sehingga, kami data Ibu-ibu yang punya risiko tinggi. Kami betul-betul jaga bayi itu untuk vitamin, nutrisinya, dan lainnya. Harapan dengan dijaga Ibunya melahirkan selamat, anaknya juga dengan selamat,” tegasnya.

Sementara itu, Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, menjelaskan nantinya keberadaan spesialis obgyn di puskesmas akan meningkatkan pengetahuan dokter umum untuk mendeteksi dini kelainan awal kehamilan dengan USG, agar pelayanan terhadap kesehatan perempuan dan ibu hamil berjalan efektif dan menjadi lebih cepat.

“Serta, bagaimana dokter obgyn di Surabaya yang berjumlah sekitar 200 orang ini tak hanya di rumah sakit, melainkan juga di layanan untuk melakukan upaya preventif. Kami perluas dengan pediatri tapi sekarang kami konsen dengan kebidanan,” jelas Prof Bus, sapaan akrab Prof Budi Santoso.

Selain untuk menurunkan angka kematian Ibu dan anak, program 1P1O ini juga bertujuan untuk merealisasikan zero stunting di Surabaya. “Selain itu, dengan adanya program 1P1O ini ditargetkan Ibu hamil yang memiliki risiko tinggi bisa terdata. Termasuk vitamin dan nutrisinya bisa dipenuhi selama kehamilan,” pungkas Prof Bus. (red)