Surabaya, (pawartajatim.com) – Kiprah Cheff Kunirir putra Kediri sukses berkarir di Surabaya. Menaklukkan kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, merupakan impian bagi banyak orang dari daerah. Mereka berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pekerjaan di kedua kota tersebut.
Tidak hanya pendapatan yang besar yang diraih, tetapi juga nama besar dan kebanggaan untuk keluarga. Adalah Muhammad Eko Rofik, yang kerap disapa Kunirir, pria kelahiran Kediri, 1 Juli 1980 ini sukses menaklukkan Surabaya, dan berhasil bekerja di Hotel Capital sebagai Cheff, dengan jabatan tinggi, sebagai Executive Co Cheff
Nama Kunirir sendiri, konon berasal dari kata kunir yang merupakan rempah-rempah bumbu dapur, yang digelutinya saat membantu sang nenek memasak. Cheff Kunirir, menekuni dunia masak-memasak sejak pendidikan SD, dia rajin membantu nenek memasak di rumah.
Awalnya, hanya memasak masakan sederhana seperti tumis sawi, sop, asem, dan masakan sederhana lainnya. Kunirir menjalani pendidikan SD, SMP di Kediri, kemudian pendidikan SMK Untag Surabaya. Awalnya, Kunirir ingin masuk Sekolah Menengah Farmasi (SMF), tetapi kemudian ia memilih masuk Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) 17Agustus 1945 Surabaya.
Kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Dr. Soetomo Surabaya (Unitomo) tetapi drop out, terus kuliah di Sekolah Tinggi Urip Sumoharjo ( STIEUS) tetapi juga tidak sampai lulus, terakhir di Akademi Pariwisata Universtas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dan berhasil sampai lulus.
Perjalanan karir Cheff Kunirir dimulai di Hotel Cahaya Juanda, disana berkarir selama dua tahun, kemudian berlanjut di beberapa restoran, pada tahun 2010 bekerja di Hotel Oval, lalu masuk di Hotel Somerset, disana ketemu sahabatnya yaitu Chef Santok.
Terus berkarir di Hotel Santika Jemursari, disana ketemu kawannya Chef Sarto, lalu di Hotel Crown Prince, ketemu lagi sahabatnya yaitu Chef Zakaria. “Saya kemudian masuk Hotel Fave Rungkut, lalu Neo Waru, terus Fave Rungkut, lanjut Maxone Tidar, dan terakhir Capital sampaii sekarang,” kata Co Executive Cheff Hotel Capital Jemursari, Kunir, kepada pawartajatim.com Kamis (2/8/2024).
Menu masakan yang paling disukai oleh Kunirir yaitu memasak pecel tumpang. Taste nya pedas manis dan terasa aroma kencur. Sedangkan untuk menu yang tidak disukai oleh Kunirir adalah masakan mengandung pasta, contohnya western food.
Sebagai seorang yang memiliki religius tinggi, Kunirir sangat meyakini bahwa setiap orang memiliki perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Karena itu dia juga percaya bahwa setiap tangan orang berbeda menghasilkan masakan yang bercitarasa berbeda, walaupun bahan , dan recipe sama.
“Selain itu masakan buatan pertama, pasti lebih enak daripada masakan kedua dan ketiga, walaupun dimasak oleh orang yang sama,” jelas Cheff berpengalaman ini. Karena sulit untuk menentukan taste original masakan suatu negara, misalnya antara negara Spanyol dan Portugal.Maka Cheff Kunirir perlu melakukan observasi mendalam untuk membuatnya.
Untuk membuat masakan Nusantara terbilang cukup rumit. Karena banyaknya bumbu rempah-rempah yang digunakan. Selain itu jika salah satu rempah dikurangi atau ditambahkan, maka akan menjadi masakan yang lain. Contohnya gule, kare, tengkleng, kalio.
“Di suatu daerah, misalnya di Jawa Timur, kare diberi tambahan cabe merah, sedangkan di daerah lain tampilannya kuning kental,” tambah warga Sidoarjo ini. Sebagai chef profesional jika mood sedang tidak baik sementara sedang menjalankan aktifitas memasak, maka berhenti sejenak relax, dan merokok, kemudian melanjutkan bekerja. Selain itu Cheff Kunirir tidak pernah membawa masalah rumah di pekerjaan, begitu sebaliknya.
Pertimbangan utama dalam menyiapkan sebuah masakan adalah masakan yang disukai pengunjung, misalnya taste yang pedas asin, gurih, kemudian menentukan jenis masakan dan ketersediaan bahan, terakhir harga yang harus terjangkau.
Pada saat menyambut Bulan Ramadhan tahun 2024 lalu, Cheff Kunirir mengusung tema Berkah untuk Hotel Capital, yang artinya Berbagi Sedekah. Paket ramadhan tersebut dijual dengan harga Rp 125.000,- ada sekitar 101 menu masakan lezat disajikan secara lengkap, mulai pembuka, menu utama, dan penutup.
Ada pengalaman yang paling diingat oleh Chef Kunirir yaitu nasehat dari Chef Ahok asal Malaysia sewaktu di Hotel Oval, sebagai Cheff harus siap menjalankan tugas memasak dalam keadaan apapun. Selain itu ada advice dari Denny Federick dari Group Archipelago yaitu
“The Power Now” yang artinya kekuatan sekarang, yang hampir setara dengan kalimat ‘Now or Never’ yang berarti sekarang atau tidak sama sekali. Ada juga hal yang menyedihkan dan teringat hingga menjadi Pelajaran.
Yaitu harus menanggung kesalahan yang tidak dibuat olehnya, tetapi dilakukan departemen lain. Hingga dia harus mencicil setiap bulan untuk mengganti kerugian tersebut.
Sedangkan hal yang menyenangkan adalah mampu melayani keinginan suatu keluarga menggelar pesta pernikahan/ wedding. Acara tersebut sukses dan masih ada masakan yang bisa dibawa pulang oleh keluarga mempelai.
Impian terbesar selama berkarir sebagai chef adalah mempunyai usaha yang bisa diatur waktunya, bukan dirinya yang diatur oleh waktu. (nanang)