
Jakarta, (pawartajatim.com) – Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Muara Tawar, milik subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, PLN Nusantara Power, memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keandalan dan stabilitas sistem kelistrikan di Indonesia. Khususnya di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).
Dengan kapasitas terpasang mencapai 2.290 megawatt (MW), PLTGU ini menjadi salah satu tulang punggung pasokan listrik nasional. PLTGU Muara Tawar berfungsi sebagai pembangkit peaker, yaitu pembangkit yang dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan listrik saat beban puncak.
Kemampuan respons cepat dari turbin gasnya memungkinkan pembangkit ini untuk segera beroperasi saat permintaan listrik meningkat tajam, sehingga menjaga kestabilan pasokan listrik. Selain itu, PLTGU ini juga dilengkapi dengan fasilitas Compressed Natural Gas (CNG) Plant yang mendukung pemulihan sistem kelistrikan Jamali ketika terjadi gangguan atau pemadaman.
Direktur Utama/Dirut PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyampaikan, peran vital PLTGU Muara Tawar dalam menjaga sistem ketenagalistrikan di Jawa-Bali, khususnya di wilayah sekitar Jakarta.
Menurut dia, unit pembangkit ini menjadi kunci dalam memastikan daerah ring 1 tetap mendapatkan pasokan listrik yang andal. “PLN Nusantara Power berkomitmen untuk menjaga sistem ketenagalistrikan, terutama dalam memproduksi listrik yang digunakan di wilayah DKI Jakarta, seperti untuk menopang kebutuhan listrik area VVIP, termasuk Gedung DPR, MPR, kementerian, dan Istana Presiden,” kata Ruly, di Jakarta Rabu (20/11).
Dengan produksi listrik yang berkualitas tanpa henti, PLTGU Muara Tawar juga turut berperan dalam mendukung kelancaran berbagai acara kenegaraan penting dari tahun ke tahun. Seluruh personel di PLTGU Muara Tawar pun selalu siap siaga, termasuk dalam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang berlangsung pada bulan November ini.
Dari sisi operasional, PLTGU Muara Tawar berhasil mempertahankan performa dengan indikator kesiapan unit pembangkit di atas 90 persen, yang sesuai dengan standar internasional North American Electric Reliability Corporation (NERC). Keandalan ini tidak lepas dari kesiapan serta kualitas sumber daya manusia yang terampil dalam mengelola dan menjaga performa pembangkit.
“Selain itu, PLTGU Muara Tawar juga mendukung transisi energi di Indonesia, dengan menjadi salah satu pionir dalam produksi hidrogen hijau di tanah air,” tambah Ruly. Hidrogen hijau yang diproduksi di PLTGU Muara Tawar ini dihasilkan dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Yakni, dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terdapat di area pembangkit. Selain itu, produksi hidrogen hijau ini juga menggunakan Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari berbagai pembangkit energi terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dengan berbagai peran strategis tersebut, PLTGU Muara Tawar terus berkontribusi secara signifikan dalam mendukung keandalan dan stabilitas sistem ketenagalistrikan nasional, serta memastikan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat dan industri di Indonesia. (ony)