Surabaya, (pawartajatim.com) – PLN Nusantara Power melalui Unit Pembangkit (UP) Muara Karang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan konservasi lahan kritis di area hulu Jakarta yang berada di kawasan hutan organik Cipayung, Bogor. Salah satunya, melakukan penanaman pohon.

Seperti pohon suren merah, puspa, kayu manis, mahoni, picung, rasamala dan lain sebagainya. Direktur Utama/Dirut PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam memitigasi banjir di area hilir Jakarta, serta menjaga kelangsungan kegiatan konservasi alam sebagai upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai sistem yang layak.

“Total area yang direboisasi mencapai 4 hektare dengan total penanaman 6.000 pohon. Melalui kegiatan ini total serapan karbon dioksida mencapai 146.372 ton per tahun dan mampu menyimpan cadangan air sebesar 11,6 juta liter,” kata Ruly, Selasa (15/8).

Desa Mega Mendung yang berlokasi di wilayah Kabupaten Bogor, terjadi lahan kritis dengan morfologi kelerengan yang cenderung tinggi dan berpotensi memicu erosi, longsor dan banjir.  Wilayah tersebut dipilih sesuai dengan verifikasi dan validasi keberadaan hutan organik oleh KLHK.

Hutan organik menjadi salah satu nominasi dari 348 usulan seluruh Indonesia. Area hutan organik ini meliputi area seluas 27 ha yang terbagi menjadi dua lokasi masing-masing 12 ha dan 15 ha. Menjadi salah satu penggerak perubahan dalam upaya pelestarian alam adalah komitmen PLN Nusantara Power di mana pun kami beroperasi.

‘’Kami juga turut serta dan turun langsung dalam menjaga Indonesia agar kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik,” ujar Ruly. Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan KLHK, Edy Nugroho, menyebut akan fokus dalam perbaikan lingkungan di Indonesia.

Edy mengakui, organisasi dunia juga menyampaikan harus damai dengan alam, karena ada tiga hal yang sebenarnya menjadi krusial. Yang pertama adalah perubahan iklim, kedua keragaman hayati, dan yang ketiga polusi.

“Maka, yang tadinya menggunakan bahan kimia, apabila kita menggunakan alam, berbasis alam ternyata bisa menyelesaikan aspek perubahan iklim, aspek keragaman hayati, aspek pencemaran ternyata bisa tinggal kembali lagi kita pintar-pintar untuk mencari,” pungkasnya. (red)