Surabaya, (pawartajatim.com) – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) siap menghadapi ancaman krisis iklim, di antaranya dengan menyiapkan mitigasi risiko dan mendorong pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Keuangan PLN NP, Dwi Hartono mengatakan, perubahan iklim membawa tantangan dan peluang bagi PLN NP. Sebab, kondisi tersebut mendorong pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT, namun juga menghambat produksi listrik dan operasional pembangkit.
“Sebaliknya, saat musim hujan berkepanjangan, produksi PLTA meningkat karena pasokan air yang melimpah. Namun, hujan terus-menerus dapat menghambat operasional pembangkit lain karena gangguan pasokan bahan bakar, seperti batu bara dan BBM,” kata Dwi, Kamis (20/6/2024).
Menurut Dwi, dampak perubahan iklim berupa bencana kekeringan panjang di Sulawesi Selatan tahun lalu berimbas pada produktivitas PLTA di wilayah tersebut. Produksi PLTA 800 megawatt turun hingga 75 persen dan hanya mampu mengoperasikan 200 megawatt.
“Untuk menekan dampak perubahan iklim terhadap bisnis pembangkit listrik, PLN NP memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meningkatkan intensitas hujan di beberapa unit pembangkit,” ungkapnya.
Dwi menjelaskan, anggaran untuk TMC ini telah dipersiapkan sejak awal tahun, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap keuangan perusahaan. PLN NP juga merencanakan pengembangan pembangkit baru yang lebih relevan dengan zaman dan lebih ramah lingkungan.
“Contohnya, seperti PLTS Terapung Cirata dan PLTS di Ibu Kota Negara (IKN) yang saat ini sudah sinkron 10 megawatt dengan sistem. Investasi ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan energi jangka panjang,” terangnya.
Dwi menambahkan, PLN NP telah melakukan tiga pendekatan dalam strategi manajemen risiko dan pengelolaan keuangan guna meminimalisir risiko dampak perubahan iklim. Pertama, melakukan penilaian risiko lingkungan secara rutin untuk mengidentifikasi dan mengelola dampak perubahan iklim.
Kedua, menyusun rencana kontinjensi untuk menghadapi bencana alam seperti banjir, badai, dan kekeringan. “Dan ketiga, bekerja sama dengan pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta dalam mengembangkan proyek mitigasi perubahan iklim,” katanya.
PLN NP terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam menekan dampak negatif perubahan iklim melalui investasi dalam energi terbarukan, transparansi, dan laporan keberlanjutan. (red)