Gresik, (pawartajatim.com) – Perusahaan solusi agroindustri ini menyiapkan  pupuk bersubsidi untuk tahun depan. PT Petrokimia Gresik (PG) telah menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) bersama 372 distributor wilayah Barat, yaitu Sumatera dan Jawa kecuali Jawa Timur/Jatim.

Penandatanganan dilakukan bersama-sama anggota holding Pupuk Indonesia lainnya di Solo, Jawa Tengah, pekan lalu. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal meminta seluruh distributor pupuk subsidi  mendukung program kerja Pupuk Indonesia.

Termasuk didalamnya PT Petrokimia Gresik. Menurutnya, distributor adalah kunci keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi hingga di tangan petani yang berhak sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Pupuk Indonesia harus senantiasa mengingatkan bahwa tugas pendistribusian pupuk bersubsidi tidak mudah. Persyaratan administrasi harus dilengkapi  untuk menunjang kelancaraan penebusan pupuk subsidi dan penyalurannya kepada petani,” kata Gusrizal, Senin (20/12).

Dalam mengoptimalkan pendistribusian, pihaknya mengungkapkan  Pupuk Indonesia telah menerapkan Distribution Planning and Control System (DPCS). Dalam sistem ini  data  telah terintegrasi dan berbasis geospasial.

“Dengan sistem ini, perusahaan dapat setiap saat memonitor kegiatan distribusi dan stok pupuk di lapangan guna meminimalisasi potensi kekurangan pupuk di daerah, serta meningkatkan akurasi perencanaan distribusi,” ungkap Gusrizal.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan  penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun 2022 tidak akan kalah menantang dibandingkan tahun sebelumnya. Mengingat  dampak pandemi Covid-19 masih terasa.

Karena itu, komitmen bersama distributor menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam penyalurannya.

“Dalam waktu dekat, kami juga akan melakukan penandatanganan SPJB dengan distributor wilayah lainnya. Kami ingin memastikan dan mengajak distributor berkomitmen menyediakan stok pupuk bersubsidi di gudang mereka untuk kebutuhan petani minimal 3  minggu ke depan sesuai dengan alokasi,” ujar Digna.

Selain itu, Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) dan Petugas Penjualan Daerah (PPD) juga dihimbau agar semakin aktif menggandeng kios, Kelompok Tani, Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi.

“SPDP dan PPD harus ikut membantu memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai mekanisme penebusan pupuk bersubsidi terutama di masa-masa relaksasi penggunaan Kartu Tani, supaya tidak terjadi kebingungan di petani maupun kios,” tandasnya.

Lebih lanjut Digna menjelaskan dalam menjaga ketersediaan pupuk bagi petani, selain pupuk subsidi, PG juga menyediakan pupuk non-subsidi (komersil) di kios-kios binaan. Phonska Plus, Petro Ningrat, SP-36 Petro, ZA Petro, dan Petro Nitrat bisa menjadi alternatif pilihan yang bisa diberikan kepada petani untuk semakin meningkatkan produktivitas lahan.

Hal ini diungkapkan karena pada  2022, ada beberapa poin penting yang harus diketahui oleh distributor. Yaitu, pemerintah berencana akan mengurangi jenis pupuk subsidi menjadi Urea dan Phonska saja. Sedangkan ZA, SP-36, Petroganik serta Pupuk Organik Cair (POC) Phonska Oca tidak lagi masuk ke dalam skema pupuk bersubsidi tahun depan.

“Kami berharap produk komersial Petrokimia Gresik dapat menjadi andalan petani secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional”, tandasnya. (dra)