Surabaya, (pawartajatim.com) – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menyatakan kesiapan mendukung kemandirian industri transportasi listrik. PENS telah mengembangkan sejumlah sarana transportasi berbasis listrik.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengatakan pihaknya telah mengembangkan berbagai kegiatan yang mendukung teknologi kekinian, termasuk pengembangan teknologi transportasi listrik. Jadi, berbagai pengembangan telah dilakukan, baik itu melalui pusat dan grup riset yang ada di PENS maupun melalui tugas akhir mahasiswa kami.
‘’Intinya, untuk SDM dan riset pengembangan mobil listrik logistik kami siap,” kata Aliridho, Rabu (29/3). Kali ini, PENS melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT Great Asia Link (GRAIN), sebagai produsen mobil listrik.
Dalam lima tahun ke depan, GRAIN akan berkolaborasi bersama PENS untuk pengembangan mobil logistik. Direktur Utama GRAIN, Ferry A Sangeroki, mengakui, pihaknya ingin melakukan peningkatan kerja sama. Sebab, sebelumnya, GRAIN juga sudah beberapa kali melakukan kerja sama dengan PENS.
“Jika sebelumnya kami hanya mengirimkan mobilnya ke PENS untuk dipelajari sistemnya dan dikembangkan, setelah ini kami akan membuat teaching factory,” ujar Ferry. Pembuatan mobil ini, lanjut Ferry, menjadi lebih terintegrasi dengan mendekatkan RD (Research & Development) di satu area dengan pabrik.
Tidak lagi terpisah seperti sebelumnya. Secara otomatis, hasil penelitian dan pengembangan RD dapat langsung diterapkan ke dalam sistem yang dibuat oleh manufaktur mobil di pabrik. Nantinya, mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam pengembangan ini, dapat langsung melihat aplikasi dari riset yang telah dilakukan.
“Jadi, bukan hanya hasil belajar berupa nilai akademik yang bagus. Namun, lebih ke pengalaman dan keilmuan yang telah diterapkan di industri, yang membawa manfaat untuk pengembangan kemampuan dan skill atau lebih ke kualitas dalam bekerja dan berkarya lebih lanjut,” terangnya.
Pada bagian lain, Ketua Tim Pengembangan Mobil Listrik, Dr Era Purwanto, menyebut kerja sama ini mencakup rencana awal pengembangan mobil logistik dengan empat roda. Mobil ini akan digunakan di daerah-daerah ‘susah bensin’ yang relatif sulit dijangkau.
Mobil ini nantinya akan dikembangkan secara massif. Salah satunya, memakai daya listrik dari solar cell. Saat ini, sudah ada permintaan pasar sekitar 3.000 unit di Indonesia. Dan, ini membutuhkan persiapan.
‘’Dari PENS sudah siap, dan ke depan kami juga telah merencanakan untuk plotting mahasiswa di teaching factory GRAIN selama enam bulan hingga satu tahun untuk melakukan riset dan pengambangan di lokasi. Jadi, sudah embedded semuanya,” pungkasnya. (red)