Pengelola Pelabuhan Perikanan Masami Mengadu ke KKP, Buntut Tak Digunakan Sandar Kapal

Pengelola Pelabuhan Perikanan Masami Banyuwangi bertemu Dirjen Perikanan Tangkap KKP, belum lama ini. (foto/ist)
Pengelola Pelabuhan Perikanan Masami Banyuwangi bertemu Dirjen Perikanan Tangkap KKP, belum lama ini. (foto/ist)

Banyuwangi (pawartajatim.com) – Polemik kapal ikan yang tak bongkar di Pelabuhan Perikanan Masami, Banyuwangi akhirnya sampai ke pemerintah pusat. Terbaru, pengelola pelabuhan swasta ini mengadukan persoalan ini ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).  Mereka mengeluhkan kapal ikan yang izin berlabuhnya justru ke Pelabuhan Tanjungwangi. Padahal, statusnya pelabuhan umum.

“ Jadi, kami sudah mengadukan persoalan bongkar kapal ikan ini ke KKP. Kebetulan ditemui langsung Dirjen Perikanan Tangkap, Agus Suherman. Kami sampaikan semua kronologis di lapangan dan data-data yang ada,” kata pengelola Pelabuhan Perikanan Masami, Rudi Steven, Kamis (21/9/2023) siang.

Di hadapan Dirjen, pihaknya membuka data terkait cuaca yang diklaim kurang bersahabat. Sehingga, kapal ikan yang sebelumnya bongkar di Pelabuhan Perikanan Masami dialihkan ke Pelabuhan Tanjunwangi. “ Kami sampaikan juga site plan dan jarak Pelabuhan Masami dengan Tanjungwangi. Termasuk, tarif bongkar yang menyumbang cukup besar Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP),” jelasnya.

Selain persoalan bongkar muat kapal, dikeluhkan juga munculnya Kepmen KKP tertanggal 15 Agustus 2023. Isinya, terkait penetapan pelabuhan perikanan yang baru di Banyuwangi. Diantaranya, Pelabuhan Tanjungwangi dan Pelabuhan Perikanan Muncar. Terkait pengaduan ini, Dirjen Perikanan Tangkap berjanji akan segera turun ke Banyuwangi. “ Beliau (Dirjen) berjanji akan segera ke Banyuwangi untuk melihat langsung kondisi lapangan,” tutupnya.

Polemik kapal ikan yang berlabuh di Banyuwangi mulai muncul empat bulan terakhir.  Kapal ikan yang semestinya sandar di pelabuhan perikanan justru memilih antre di Pelabuhan Tanjungwangi yang statusnya untuk kapal barang. Padahal, pelabuhan perikanan tersedia tak jauh dari kawasan ini. Justru, dibiarkan kosong.

Dipilihnya Pelabuhan Tanjungwangi untuk bersandar kapal ikan ternyata bukan alasan. Muncul rekomendasi dari Syahbandar Pelabuhan Perikanan untuk bongkar di Tanjungwangi. Alasannya, faktor cuaca. Pelabuhan Tanjungwangi dianggap lebih aman untuk bersandar. Kondisi ini membuat Pelabuhan Perikanan Masami berubah sepi. Padahal, pelabuhan ini dibangun dengan modal hingga Rp400 miliar. Pelabuhan yang beroperasi mulai awal Januari 2023 ini juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. (udi)