Banyuwangi,(pawartajatim.com)- Pembalap Spanyol, Benyami Prades Deferte akhirnya menjadi juara ajang balap sepeda internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2025. Di etape pamungkas, pembalap dari Tim VC Fukuoka Jepang ini sukses menyentuh finish pertama, Kamis (31/7/2025).
Benyami mencatat waktu 4 jam 9 menit 2 detik dari jarak tempuh 150 kilometer. Di belakangnya pembalap dari Tim Terengganu Cycling Tim Malaysia, Adne Van Engelen menyusul dengan selisih waktu hanya 2 detik. Sedangkan posisi ketiga ditempati Picolo Pettiti dari Italia dengan raihan waktu 4 jam 10 menit 29 detik.
Kemenangan Benyami bukan instan. Butuh 11 tahun untuk menunggu menjadi juara di TdBI.
Benyami kali pertama berlaga di TdBI tahub 2014. Jadi, tahun 2025 merupakan keenam kalinya dia ikut berlaga. TdBI pertama digelar tahun 2012. Ajang ini sempat terhenti akibat pandemi Covid. Lalu, digelar lagi tahun 2024.
Pertarungan di etape “neraka” TdBI 2025 berlangsung panas. Seperti dua etape sebelumnya, para pembalap disuguhi cuaca tak bersahabat. Hujan turun sejak start dimulai.
Persaingan makin sengit memasuki rute tanjakan di lereng Ijen. Hingga menyentuh finish, Benyami memimpin setelah meninggalkan peleton besar.
Berakhirnya etape 4, mengukuhkan jawara baru di ajang TdBI. Predikat raja tanjakan (king of mountain) dipecahkan pembalap Italia, Picolo Pettiti. Dia sukses mempertahankan polkadot jersey di tiga etape terakhir.
Sedangkan raja sprinter diraih Jeroen Meijers asal Belanda. Dia sukses menyapu ijen sulfur jersey di empat etape. Pembalap dari Victoria Sport Pro Cycling Philipina ini juga menyandang blue fire jersey hingga etape terakhir.
Pembalap nasional terbaik pada TdBI 2025 diraih Muhammad Syelhan Nurahmat dari ASC Monsters Indonesia. Tim terbaik pada diraih Swatt Club Italia dan tim nasional terbaik disabet ASC Monsters Indonesia.
Penutupan TdBI 2025 dihadiri sejumlah pejabat nasional. Salah satunya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
Ketua PB ISSI, Rajagukguk memuji keberhasilan Banyuwangi yang sukses mempertahankan ajang TdBI. Menurutnya, di Indonesia ada 13 ajang balap sepeda taraf internasional. Namun, hanya TdBI yang bertahan. ” Ini sudah bagus dan tinggal ditingkatkan statusnya menjadi ajang profesional internasional,” ujarnya. (udi)