Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Pedagang buah krai mulai menjamur di Banyuwangi, seiring datangnya bulan puasa. Mereka membuka lapak di sepanjang jalur nasional menuju kota, tepatnya di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. Pedagang musiman ini menjadi tradisi rutin setiap datangnya Ramadhan.

Buah krai adalah sejenis mentimun. Namun, ukurannya lebih besar. Rasa dagingnya lebih segar dan gurih. Aromanya juga harum. Buah ini dipakai bahan utama es buah sebagai menu buka puasa. “Saya sudah buka lapak tiga hari lalu. Sudah tradisi, kalau musim puasa berjualan buah krai,” kata Hamdiyah (60), pedagang buah krai, Kamis (31/3) siang.

Biasanya, warga mulai berburu buah krai menjelang datangnya puasa. Harga buah krai juga mulai naik, dipatok mulai Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per biji. Tergantung ukuran. “Biasanya, hanya Rp 10.000 per biji,” jelas Hamdiyah.

Menurutnya, permintaan buah krai akan terus naik seiring datangnya puasa. Biasanya, pembeli akan terus ramai hingga 10 hari puasa. Setelah itu, penjualan mulai sepi. Penjualan akan kembali naik ketika mendekati Lebaran. Ketika ramai, pedagang bisa meraup omzet hingga Rp 1 juta per hari.

Lokasi jualan yang berada di pinggir jalan raya memudahkan pembeli. Deretan lapak pedagang memikat para pengguna jalan yang melintas. (udi)