Surabaya, (pawartajatim.com) – Fashion bordir bukanlah sesuatu yang jadul. Namun, bordir pun ikut mengikuti trend kekinian dari sebuah fashion batik. Karena itu, market bordir sangat bagus. Baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini terbukti, 2022 lalu market bordir Jatim tembus diatas Rp 50 miliar. Terlebih, kini pandemi sudah lewat. Jadi, kita optimis pasar bordir 2023 semakin meningkat. “Market bordir bagus. Baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Terbukti, 2022 lalu market bordir Jatim tembus angka diatas Rp 50 miliar,” kata Ketua Perkumpulan Pengusaha Bordir Indonesia (Persadir) Jatim, Siska Sumarsono, di Surabaya Sabtu (11/3).
Ia menambahkan, demand bordir akan naik saat moment jelang lebaran dan Imlek. Karena Imlek banyak permintaan bordiran baju corak merah dengan sulaman naga. “Jadi, pangsa pasar bordir kedepan masih potensial seiring dengan berkembangnya dunia fashion,” ujar Siska.
Dia Menjelaskan, Jatim memiliki sentra bisnis bordir yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Sentra bisnis bordir atau sulaman diantaranya di Pasuruan, Bangil, Jember, Ponorogo dan Madiun. Karena itu Persadir Jatim ingin menyampaikan pesan kepada publik bahwa bordir itu bukan sesuatu yang jadul, namun bordir pun ikut mengikuti trend kekinian dari sebuah fashion batik.
“Dulu orang mau kondangan saja pakai batik, tapi saat ini busana batik digunakan tanpa batas ruang dan waktu. Baju batik bisa dipakai untuk acara santai, formal, kerja, atau aktifitas bisnis. Begitupun dengan bordir atau sulaman kain,” tutur Siska. (red)