Gresik, (pawartajatim.com) – Pameran lukisan anak lagi digelar di Gresik. Pameran ini akan berlangsung sampai 31 Desember 2021. Karya yang dipamerkan hasil dari putri cilik asal Kabupaten Gresik yang sudah pernah menerima penghargaan nasional dan internasional.
Kedua pelukis cilik itu adalah Annisa Nismara Halimah (6) dan Isabell Nufail Roses (10) yang keduanya menghadirkan 40 karya lukisan. Terdiri dari 12 karya ukuran 1×1 meter dan 28 karya lebih kecil, di salah satu mall di Gresik.
Dalam pameran tersebut kedua putri cilik mempunyai karakter yang khas dan berbeda. Seperti Annisa Nismara Halimah dengan kemampuan dalam teknik melukis ekspresif naif painting. “Dia sangat detail dalam melukis ekspresif naif printing,” kata pendiri dan pembina Sanggar Daun Gresik, Arik S Wartono, usai acara pembukaan di Icon Mall Gresik, Sabtu (18/12).
Annisa telah mengoleksi 7 penghargaan internasional dan 2 tingkat nasional. Menurut Arik, pameran lukisan ini merupakan bagian dari Biennale Jatim IX, menggunakan media cat air dan akrilik dengan beragam teknik.
Mulai realis hingga ekspresif naif painting. “Masyarakat bisa menikmati pameran ini setiap hari sampai 31 Desember 2021,”ujarnya. Tentang Isabell Nufail Roses sudah mulai belajar di Sanggar Daun sejak berusia 5 tahun.
Sedangkan untuk saat ini sudah mengoleksi 10 penghargaan internasional dan 2 nasional. Dia yang terbaik dalam teknik melukis realisme. Ia menjelaskan, mereka berdua sudah siap pameran tunggal pada penutup tahun 2021.
Untuk itu, pihaknya menggelar pameran ini. Dikatakan juga untuk lukisan anak ini dirinya tidak melakukan intervensi lebih pada anak. “Mereka kalau sudah kelihatan bisa melukis baru kami arahkan,” tegas dia.
Sementara orang tua Isabell Nufail Roses, Fakhrudin Mawardi, mengatakan bangga dengan yang dihasilkan anak pertamanya. Sebelumnya Isabell lebih banyak melukis jenis manga kartun. Dirinya mengaku anaknya yang sedang duduk di kelas IV Sekolah Dasar itu sering menceritakan kebudayaan dan gaya hidup di masa lampau.
“Hingga dia bisa mengekspresikan gaya hidup dan kebudayaan masa lampau dalam lukisannya. Seperti Petan, membatik, penjual jamu tradisional dan banyak aneka lukisan anak bermain di masa lampau,”ucapnya.
Selain itu, Isabell, juga punya inisiatif dengan maraknya teman yang terpengaruh dengan gadget atau handphone. “Agar bisa mengangkat budaya lama dalam lukisan dan bisa mengurangi penggunaan gadget,” jelasnya. (dra)