Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Petani buah naga di Banyuwangi punya teknologi unik. Mereka membuat buah naga bisa panen di luar musim. Inovasi ini dilakukan para petani buah naga di Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo.
Menggunakan teknologi lampu, buah naga bisa panen sepanjang tahun. Sehingga, harganya lebih mahal. Hasil panen juga melimpah. Hasil panen buah naga di Banyuwangi mencapai 82.544 ton di tahun 2020. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 19.068 ton.
Lonjakan hasil panen ini salah satunya dengan teknologi lampu. Petani menggunakan lampu bertenaga listrik untuk merangsang bunga buah naga di malam hari. Lampu biasanya dihidupkan mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Hasilnya, buah naga bisa berbuah di luar musim. “Petani kita memang kreatif. Buah naga bisa dibuat panen sepanjang tahun dengan tehnologi lampu,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (23/2).
Musim panen buah naga biasanya terjadi pada bulan Nopember – Maret. Dan, selebihnya tidak berbuah. Namun, dengan inovasi para petani, buah naga bisa panen di luar musim. Bahkan, hasilnya lebih banyak. Bisa tembus 35 ton per hektar.
Petani mampu meraup hingga Rp 260 juta per hektar dalam setahun. Tujuannya, merangsang pohon naga berbunga. “Ketika panen di luar musim, harga buah naga makin mahal hingga 3 kali lipat,” jelas Ipuk.
Luas lahan pertanian buah naga di Banyuwangi mencapai 3.786 hektar. Tersebar di sejumlah kecamatan di Selatan Banyuwangi. Pertanian buah naga ini mengubah para petani menjadi kaum jutawan. (udi)