
Banyuwangi (pawartajatim.com)– Layanan Permodalan Nasional Madani (PNM) belakangan makin digandrungi. Nasabahnya terus melejit. Secara nasional, ditargetkan tembus hingga 17 juta orang, menyasar kaum perempuan. Nilai transaksinya ditaksir mencapai sekitar Rp255 triliun. Meroketnya nasabah keuangan milik BUMN ini terjadi sejak pasca-pandemi.
Tingginya nasabah PNM ini salah satunya dipicu mudahnya persyaratan. Calon nasabah tak perlu menyiapkan agunan. Mereka hanya membuat kelompok, lalu mendapatkan pinjaman. Bunganya juga sangat rendah, sekitar 0,9 persen setahun. Proses pembayaran pun sangat mudah. Bisa dicicil dua minggu sekali, tergantung kesepakatan kelompok. Pembayaran cicilan dilakukan secara tanggung renteng. Sehingga, potensi kredit macet sangat minim. “ Layanan PNM dengan program mekar ini memang menopang ekonomi pasca-pandemi. Tahun 2018 hanya 5 juta nasabah, sekarang tembus hingga 14 juta,” kata juru bicara Menteri BUMN, Arya Sinulingga usai pertemuan dengan pekerja dan UMKM Banyuwangi, Kamis (9/2/2023) siang.
Nasabah PNM paling banyak tersebar di Jawa, mulai Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Khusus di Kabupaten Banyuwangi mencapai sekitar 75.000 orang. Mudahnya persyaratan membuat warga level bawah banyak yang bergabung menjadi nasabah. Tak sekadar kredit, para nasabah mendapat layanan pendampingan wirausaha, khususnya membuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). “ Jadi, nasabah PNM diberikan pendampingan wirausaha. Mulai membuat UMKM hingga buka warung,” jelasnya.
Dari kegiatan ini, kalangan ibu-ibu bisa terbantu secara ekonomi. Bahkan, ikut menopang kegiatan ekonomi keluarga. Minimal mencukupi kegiatan pokok. “ Kami juga mendorong ibu-ibu karyawan BUMN memanfaatkan layanan layanan PNM untuk berwirausaha,” tutupnya.
Mendapatkan kredit tanpa agunan menjadi pendorong tingginya nasabah PNM di pedesaan. Apalagi, kaum ibu-ibu. Mereka bisa memperoleh modal usaha dengan mudah. Bunganya juga rendah. Lalu,pembayarannya tanggung renteng. “ Ini sangat membantu kaum ibu-ibu yang membutuhkan modal usaha dengan mudah,” kata Agustin, salah satu nasabah PNM di Banyuwangi. (udi)










