Jember, (pawartajatim.com) – Mengunjungi Jember, tak lengkap bila tidak melihat Museum Tembakau dan Perpustakaan Jalan Kalimantan no 1 Kecamatan Sumbersari itu. Karena kota ini dikenal dengan tembakaunya.
Demikian juga dengan Kesuburan tanahnya. Tak heran, bila bertandang ke museum ini kita diingatkan kebutuhan pasar dunia yang kekurangan 25 persen. Apalagi, Jember yang sebagian besar penduduknya menggunakan Bahasa Madura ini memiliki tanah yang subur.
‘’Petani tembakau Jember bila dibina dengan baik, saya yakin kota ini bisa memenuhi kebutuhan pasar dunia akan tembakau yang kurang 25 persen,’’ kata Kurator Museum Tembakau dan Perpustakaan Jember, Sunito., SH., ketika menerima kunjungan sekitar 100 peserta Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian/OKK PWI Jatim Angkatan 15 di Jember Sabtu (27/4/2024).

Untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia, Sunito, berkali-kali mengingatkan pembinaan petani sangat dibutuhkan. Disamping itu, pola kemitraan perlu ditingkatkan dan menghapus budaya ‘selingkuh’.
Budaya selingkuh ini cukup membingungkan. Hanya saja, Sunito, fokus pada bila petani khusus menggarap tembakau dan tidak mencampur dengan tanaman cabai, terong serta lainnya. Ia yakin 25 persen kebutuhan tembakau dunia yang belum terpenuhi dapat disuplay dari Jember.
‘’Di Museum Tembakau ini, menjadi bukti produk tembakau Jember memiliki kualitas yang bagus tetapi juga mengoleksi sampel tembakau dari berbagai penjuru daerah sekaligus sebagai wahana edukasi bagi petani, gapoktan, pelajar dan masyarakat umum,’’ ujar Sunito, sambil menjelaskan Museum Tembakau Jember ini didirikan sejak 1 Juli 2014.

Bila pengunjung wisata memasuki Museum Tembakau dapat dilihat ada alat pelinting tembakau cerutu, tikar glanse, papan ukur tembakau, pipa upacara atau pipa dari kayu yang digunakan untuk membakar tembakau saat upacara, dan beragam teknologi lainnya.
Juga ada daun tembakau berbagai model yang dipajang dengan dilapis dua kaca. Sehingga nampak daun tembakau seperti asli dalam kebun. Juga koleksi tembakau sangat lengkap. Nampak ada tembakau Na-Oogst, tembakau virginia, tembakau bawah naungan, hingga tembakau kasturi.

‘’Di Jember pasar tembakau sangat bagus. Satu kwintal saat ini harga tembakau Rp 21 juta. Yang membanggakan, harga tembakau disini sejak 2017 naik terus. Seakan tahu akan potensi tembakau, Bupati Jember Hendy Siswanto, memaksimalkan potensi ini untuk mendatangkan keuntungan ekonomi.
Caranya melalui even Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) yang diyakini dapat mengangkat ekonomi Jember. JKCI ini sudah memasuki tahun ketiga dan akan dijadikan even berskala internasional oleh Bupati Hendy Siswanto.
Saat menutup OKK, Hendy mengatakan, omset JKCI tahun kemarin Kabupaten Jember yang digelar selama 3 hari sekitar Rp 30 miliar dari transaksi pembelian luar negeri. ‘’Saya berharap Tembakau Jember menjadi kekuatan tersendiri. Apalagi ada Museum Tembakau yang bisa mengedukasi petani untuk bangkit memenuhi pasar dunia,’’ ujar Bupati Hendy. (bw)