Surabaya, (pawartajatim.com) – Untuk mensosialisaikan tanggal penetapan dimulainya sholat Idul Fitri 2023 pada 21 April 2023 besok, Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Timur/Jatim terus melakukan sosialisasi kepada seluruh warga Muhammadiyah. Sosialisasi ini juga dilakukan di seluruh lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah. Seperti di SD Muhammadiyah 24 Surabaya dan MI Muhammadiyah 28 Surabaya.
Dengan adanya sosialisasi ini, sehingga para siswa sejak usia dini dapat mengetahui dan memahami tata cara Sholat Idul Fitri yang baik dan benar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. “Kegiatan ini untuk mengajarkan pada anak sejak usia dini terkait tata cara Sholat Idul Fitri, supaya anak-anak dapat mengetahui sebelum mereka mengikuti Shalat Id beneran nanti,” kata Dikky Syadqomullah, Sekretaris Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, di Surabaya Rabu (19/4).
Adanya sosialisasi dan simulasi Shalat Idul Fitri ini disambut baik para siswa. Baik dari siswa SD Muhammadiyah 24 Surabaya dan siswa MI Muhammadiyah 28 Surabaya. Sehingga diharapkan siswa dapat mengetahui lebih mendalam terkait makna Sholat Idul Fitri.
“Ini lagi ikut belajar simulasi Sholat Idul Fitri, supaya besok ketika ikut Sholat Idul Fitri beneran tidak sampai lupa tata caranya,” ucap Putra, Siswa SD Muhammadiyah 24 Surabaya. “Senang sekali dapat ikut belajar shalat idul fitri. Ini bagian persiapan untuk menyambut lebaran nanti,” tambah Diego Febiano, Siswa MI Muhammadiyah 28 Surabaya.
Sebelumnya PW Muhammadiyah Jatim telah menyepakati 1 syawal jatuh pada tanggal 21 april 2023 besok. penentuan 1 syawal ini menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. Ketua PW Muhammadiyyah Jatim, Sukodiono, menyatakan, penentuan 1 syawal dengan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal sudah sesuai dengan ketentuan nabi muhammad.
Melalui metode hisab hakiki wujudul hilal, terlihat pada 21 april besok ketinggian hilal sudah lebih dari 0 derajat. Artinya sudah memasuki bulan qomariah berikutnya, sehingga sholat id dapat dilakukan di waktu tersebut.
Meski 1 Syawal telah ditentukan, namun, Ketua PW Muhammadiyah Jatim, Sukodiono, minta agar masyarakat menghormati perbedaan, terutama mengenai penentuan 1 syawal. Pihaknya sesuai dengan maklumat yang disampaikan 1 Syawal 21 April.
Tentu menghimbau seluruh warga muhammadiah mengikuti maklumat pimpinan pusat tersebut. Ijtihad yang kami lakukan oleh Perserikatan Muhammadiyah metode hisab hakiki wujudul hilal memenuhi apa yang disampaikan nabi,” ungkap Sukodiono. (reds)