Banyuwangi, (pawartajatim.com) –  Momen Ramadhan dan mendekati Lebaran membawa berkah bagi perajin songkok berbahan bambu di Banyuwangi. Pesanannya meningkat. Hal ini adalah fenomena rutin tahunan.

Songkok bambu buatan warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari ini banyak dipesan dari luar daerah. Mulai Surabaya, Semarang hingga Aceh. Meningkatnya pesanan songkok ini mulai terjadi sejak awal Ramadhan. Rata-rata, pesanan ke luar daerah minimal 1 kodi.

Isinya 20 biji songkok per kodi. “Sampai sekarang tembus hingga 20 kodi. Kebanyakan ke Aceh,” kata perajin songkok Blbambu Gintangan, Samlawi Hadisuparnato, Kamis (13/4) siang. Jika dirata-rata, peningkatan pesanan ini tembus hingga 80 persen.

Kondisi normal, pesanan rata-rata hanya 3-4 kodi. Fenomena ini menjadi berkah bagi para perajin. Sebab, proses pembuatannya melibatkan banyak perajin. Terutama, pembuat anyaman sebagai bahan dasar songkok.

Meski terjadi peningkatan pesanan, harga songkok bambu ini masih normal. Harganya dibanderol mulai Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per biji,  tergantung motifnya. Motif biasa per kodi dibanderol Rp 400.000 atau Rp25.000 per biji.

“Kalau motifnya agak susah, harganya Rp 35.000 – Rp 50.000 per bijinya,” jelasnya. Kerajinan songkok bambu buatannya ini mulai dikenal sejak 2017 lalu. Dia membuatnya sendiri. Dalam sehari, dia bisa memproduksi hingga 24 biji songkok. Songkok bambu ini sangat diminati lantaran unik. Pun nyaman saat digunakan.

Sebab, ada rongga dari anyaman bambu. Sehingga, tak membuat gerah. Modelnya juga modern. Layaknya songkok kain, songkok bambu ini juga dibuat dengan berbagai ukuran. Selain songkok, pihaknya juga membuat anyaman bambu untuk parsel. Menjelang Lebaran, permintaan tempat parsel ikut meningkat. (udi)