Surabaya, (pawartajatim.com) – Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk merancang modul pengasuhan anak disabilitas yang dapat menjadi pedoman bagi orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pembuatan modul tersebut sebagai upaya mengurangi kekerasan seksual yang dialami anak disabilitas.
Hal tersebut disampaikan Mensos Risma, saat berkunjung ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan bertemu dengan jajaran Rektorat, Jum’at (19/5). Dalam pertemuan tertutup dengan Rektor Unesa, Prof Nurhasan tersebut, Mensos Risma menyampaikan Kementerian Sosial (Kemensos) RI membuat modul parenting untuk menangani anak-anak disabilitas, serta pengawasannya untuk orang tua dan semua masyarakat.
Risma mengakui sejak menjabat sebagai Menteri Sosial selama dua tahun ini, permasalahan anak disabilitas adalah salah satu yang paling berat untuk diselesaikan. Selain pengetahuan yang terbatas mengenai disabilitas, juga karena anak-anak disabilitas terbatas dalam pendidikan.
Keterbatasan ilmu mengenai disabilitas itu membuat saya bersama Kemensos berkunjung ke Unesa yang memiliki Direktorat, khusus untuk anak disabilitas. ‘’Anak-anak disabilitas bukanlah aib yang harus ditutupi oleh orang tua dan memiliki kelebihan yang mungkin orang lain tidak memilikinya,” ungkap Risma.
Rencananya, lanjut Risma, kerja sama pembuatan modul ini akan tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang segera ditindaklanjuti. Mengenai seperti apa modul yang akan dibuat nanti, Kemensos saat ini tengah membentuk tim untuk hal tersebut.
“Sebab, setiap kondisi anak disabilitas memiliki khasnya masing-masing. Diharapkan adanya modul ini para disabilitas bisa diterima di masyarakat dan tidak ada yang meremehkan mereka,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Unesa, Prof Nurhasan, menyambut baik kerja sama tersebut, karena salah satu keunggulan pihaknya adalah bidang disabilitas. “Unesa akan memformulasikan yang terbaik agar para anak disabilitas meningkatkan kompetensi yang mereka miliki, mengedukasi keluarganya, mengedukasi masyarakat dan lingkungan agar bisa menerima anak-anak disabilitas,” pungkasnya. (red)











