Surabaya, (pawartajatim.com) – Unit Usaha Kecil dan Menengah/UKM Kabupaten Manggarai Timur saat ini sedang membangun gedung sentra kripik pisang kepok. Lokasinya terdapat di Gololada, Borong, ibukota Manggarai Timur, persis di belakang rumah dinas bupati Manggarai.

Gedung yang belum selesai 100 persen itu dibangun di atas lahan seluas 0,5 hektar. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Fransisakus Petrus Sinta, SP, MMA, saat dikonfirmasi ke Borong, Selasa (12/10), mengatakan, sumber dana  pembangunan gedung dan juga berbagai peralatannya berasal dari dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021 dan 2022.

“Pembangunan gedung ini menelan biaya Rp 2,8 miliar dari tahun anggaran 2021,” ujarnya. Sedangkan dana untuk pembeliaan berbagai jenis mesin untuk kripik pisang seperti mesin pengiris pisang, penggorengan pisang dan kemasan atau packing sebesar Rp 4,5 miliar yang dialokasikan pada tahun anggaran 2022 mendatang.

Frans Malas, panggilan akrab, Fransiskus Petrus Sinta, mengatakan, tekad pemerintah dalam hal ini Dinas Perdagangan, Kopersi dan UKM untuk membangun sentra kripik pisang ini didorong beberapa faktor.

Antara lain, di Kabupaten Manggarai Timur saat ini cukup banyak pengerajin kripik pisang. Namun, masih diolah secara sederhana dan belum terkoordinasi dengan baik. Selain itu, hasil olahannya belum maksimal.

Terutama dari segi higienis dan kemasannya yang tidak begitu menarik. Sehingga tidak banyak peminat untuk membelinya. Hasil produksi warga masyarakat tersebut jumlahnya tidak banyak dan hanya terbatas untuk pemasaran lokal di Manggarai Timur saja.

Menurut Frans Malas,  tekad Pemda ini didorong tingginya produksi pisang kepok di Manggarai Timur. Namun, dijual dengan harga murah sekitar Rp 35.000 per tandan dan dijual ke luar kabupaten seperti ke Bali dan Surabaya.

 “Yang rugi adalah para petani pisang karena uang yang mereka dapat dari hasil jual pisang ini tidak terlalu banyak. Tetapi kalau dijual setelah diolah jadi kripik harganya pasti lebih tinggi dan petani sangat diuntungkan,” tegasnya.

Menurut Frans Malas, total produksi pisang kepok dari para petani pisang di Kabupaten Manggarai saat ini relatif tinggi sekitar 5.000 – 6000 tandan per mingggu. Hal ini dapat dilihat dari 5 – 6 truk ekspedisi yang mengangkut pisang ini untuk dijual ke Bali dan Surabaya.

Dan setiap truk mampu mengangkut sekitar 1.000 tandan sekali angkut. Namun, harga yang dibeli oleh pedang relatif murah hanya Rp 35.000 per tandan dan pisang itu dipotong sebelum tua betul karena mereka takut masak dan hancur  di jalan sebelum tiba di tempat tujuan di Bali dan Surabaya.

Tetapi kalau sentra kripik pisang ini  nanti sudah jadi, maka pisang yang dibeli hanya pisang-pisang yang sudah tua yang isinya warna kuning kemerah-merahan dan rasanya gurih dan manis.

Selain itu akan dibeli sedikit lebih mahal oleh UKM sekitar Rp 50.000 per tandan dan ini sangat menguntungkan para petani pisang.

Lebih jauh Frans Malas menambahkan di gedung sentra kripik pisang ini akan dikelola oleh 5 sampai 6 UKM yang khusus menangani kripik pisang. Sebelum mereka bekerja di sentra ini, mereka akan dilatih oleh petugas khusus sehingga mereka mengerti betul cara mengolah kripik pisang kepok.

Selain itu, mereka juga dilatih untuk pengepakannya secara menarik sehingga kelihatan bagus dan baik sehingga bisa menarik perhatian para pembeli. Selain itu mereka  juga dilatih untuk pemasarannya agar laku terjual.

Frans menambahkan target produksinya cukup tinggi namun belum ditentukan batas maksimalnya hingga sekarang. Tujuan pemasarannya selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal di Manggarai Timur dan Flores, juga akan dipasarkan ke Bali dan Jawa yang punya potensi pasar yang cukup tinggi.

Frans Malas mengatakan pihaknya  tidak gegabah untuk segera mulai produksi. Kegiatan ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dana yang tersedia. Jika pada 2021 dana yang ada digunakan untuk membangun gedung sedangkan mesin-mesinnya akan direncanakan pada tahun anggaran 2022. Jika tidak ada halangan yang berarti produksi akan dimulai pada tahun 2023 mendatang.

 “Semoga proses dan rencana ini dapat berjalan lancar sesuai program yang kita rencanakan,” ujar Frans.  (josef sintar)