Surabaya, (pawartajatim.com) – PLN Nusantara Power (PLN NP) melalui salah satu unit pembangkitnya, UP Indramayu, memanfaatkan dan mengubah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) menjadi tetrapod sebagai pemecah ombak yang diaplikasikan di sekitar Pantai Plentong, Sukra, Indramayu, serta mengubah kawasan tersebut menjadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi.

Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, mengatakan PLN NP melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli by PLN NP melihat potensi yang bisa dikembangkan di wilayah sekitar yang berbasis pengelolaan FABA.

Potensi ini juga sekaligus dapat mengubah wajah kawasan menjadi kawasan wisata dan memutar roda perekonomian warga sekitar. Program ini dilatarbelakangi terjadinya kenaikan air laut pesisir pantai Jawa yang lebih tinggi daripada rata-rata global.

‘’Laju kenaikan air laut di pesisir jawa mencapai 5,12 mm tiap tahun. Angka ini lebih tinggi daripada kenaikan air laut global yang hanya berada di 3.1 mm per tahun. Dengan tingginya angka ini, terdapat risiko nyata yang dihadapi warga sekitar Pantai Plentong, yaitu ancaman abrasi,” kata Ruly, Rabu (31/5).

Ia menjelaskan, Desa Ujunggebang yang berlokasi di wilayah sekitar PLTU Indramayu, telah terjadi hilang lahan sebesar 15,83 Ha daratan (terhitung 2008-2017) akibat abrasi yang terus terjadi.

Jika tidak ditemukan solusinya, abrasi ini berpotensi menggerus lahan pertanian warga akibat terpaan air laut. “Berdasarkan social mapping yang dilaksanakan di Desa Ujunggebang pada tahun 2017, terdapat pengurangan fungsi lahan mencapai 50 Ha yang berpotensi mengancam pemukiman bagi 4.546 penduduk.

Didalamnya terdapat 8,1 Ha lahan pertanian dan pemukiman,” jelasnya. PLN NP telah menerjunkan tim terbaiknya dalam melihat, memetakan dan juga merumuskan program CSR untuk mengatasi masalah abrasi ini. Sejak 2017, PLN NP telah bekerja sama dengan kelompok masyarakat sekitar untuk berjalan bersama mewujudkan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat di Pantai Plentong ini.

“FABA yang kami olah menjadi tetrapod dan diaplikasikan di Pantai Plentong ini ternyata menjadi salah satu magnet dalam menarik wisatawan, di samping tujuan utamanya sebagai pemecah ombak penghalang abrasi. Sebanyak 339 tetrapod dan 196,85 ton FABA telah kami serap untuk membantu mencegah abrasi ini,” ujarnya.

Dalam pemanfaatan FABA, PLN NP menggandeng dan mendampingi masyarakat untuk dapat membuat produk breakwater yang telah diteliti. Pengembangan wisata Pantai Plentong pun telah terperinci yang dikerjakan secara bersama.

Kawasan wisata ini memiliki tujuan membentuk masyarakat mandiri yang dapat mengelola aset untuk mitigasi bencana. Wisata Berbasis Masyarakat ini telah berhasil menyerap 40 tenaga kerja yang dikelola Koperasi Plentong Maju Sejahtera.

Kelompok masyarakat yang terlibat juga telah memiliki keahlian dalam membuat produk breakwater, serta produk beton dan turunannya sebagai upaya penanggulangan abrasi. Program ini juga memiliki nilai ekonomis, dimana tetrapod yang dihasilkan memiliki harga 36 persen lebih murah dibandingkan dengan produk serupa di pasaran.

Selain itu, berkat pengelolaan yang bagus, perekonomian masyarakat juga meningkat hingga jutaan rupiah setiap tenan. Hal ini sebanding dengan rata-rata wisatawan yang berkunjung mencapai 3.000 tiap bulan.

Sebagai salah satu penerima manfaat sekaligus penggerak perubahan, Ketua Koperasi Plentong Maju Sejahtera, Kusnanto, mengapresiasi dan berharap keberlanjutan program PLN NP UP Indramayu.

Menurutnya, program sudah menjadi wadah bersama masyarakat untuk perubahan iklim dan kawasan yang lebih baik. “Menjaga lingkungan bukan hanya angan-angan, tetapi perlu juga tindakan nyata. Hal ini saya temukan di program CSR PLN Peduli by PLN NP UP Indramayu dalam mengawal Pantai Plentong hingga menjadi sebesar sekarang,” pungkasnya. (red)