Mojokerto, (pawartajatim.com) – Doa Bersama untuk Indonesia kembali bergema. Giliran Kabupaten Mojokerto ambil bagian dalam kegiatan yang diselenggarakan relawan Mak Ganjar Provinsi Jawa Timur.

Sekitar 1.000 emak-emak berpartisipasi dalam kegiatan di Balai Dusun Cinandang, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur/Jatim Senin (24/10). “Ada sholawat dan doa bersama untuk Indonesia dalam rangka bermunajat menentukan pemimpin yang diharapkan bangsa Indonesia, yakni Pak Ganjar Pranowo,” Sekretaris Mak Ganjar Jatim, Sutik Rahayu.

Rahayu mengajak emak-emak untuk berkomitmen memberikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo. “Disini responnya sangat baik, masyarakat juga antusias. Saya yakin emak-emak akan mendukung penuh Pak Ganjar untuk jadi Presiden 2024. Karena Bapak punya portofolio yang bagus, apalagi beliau dekat dengan kaum perempuan,” lanjut Rahayu.

Mak Ganjar Mojokerto doa bersama untuk Indonesia. (foto/ist)

Ia memilih Mojokerto untuk menjadi tempat konsolidasi, sebab Ia menilai Mojokerto merupakan kota satelit dengan basis masyarakat yang banyak. “Mojokerto ini kan bisa dibilang sebagai kota satelit, lokasinya dekat dengan Ibu Kota Surabaya dan jumlah penduduknya termasuk banyak di Jawa Timur. Itu alasan mengapa kami memilih Mojokerto,” ujarnya.

Kendati belum diusung oleh partai, Rahayu merasa yakin Ganjar akan segera dideklarasikan, sebab popularitas Ganjar cukup tinggi. “Saya melihat beberapa lembaga survei, memang Pak Ganjar memiliki elektabilitas cukup tinggi dan fakta di lapangan pun banyak yang mendukung dan mendoakan beliau. Makannya saya yakin beliau akan lolos pada fase tersebut,” ujarnya.

Masyarakat Mojokerto sangat berharap, Ganjar Pranowo kelak dapat mensejahterakan petani, khususnya para emak-emak yang berprofesi sebagai petani. Emak-emak ini kan profesinya mayoritas sebagai petani.

Mak Ganjar Mojokerto doa bersama untuk Indonesia. (foto/ist)

Mereka berharap pada sosok Pak Ganjar apabila terpilih memiliki program yang pro terhadap emak-emak yang berprofesi sebagai petani. Salah satunya mungkin program pelatihan produksi maupun pasca panen.

‘’Hal ini agar emak-emak bisa lebih berkembang dan membantu para suami untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” tutup Rahayu. (rid)